Jaya Permana menyeringai. Matanya merah karena marah telah diremehkan oleh musuhnya.
Jaya Permana dan Sangaji kemudian berdiri. Bersiap untuk menyerang kelima orang itu.
Jaya Permana kemudian mencabut pedangnya dan segera membabatkan ke arah para pengganggunya. Namun mereka mampu menghindari serangan Jaya Permana. Kelima lelaki itu kemudian membalas serangan Jaya Permana dan teman-temannya. Mereka pun bertarung cukup sengit.Â
Jaya Permana yang dibantu oleh Sangaji dan Sandekala bertarung mati-matian melawan kelima lelaki itu. Pertarungannya cukup seimbang.
Setelah bertarung cukup lama, salah satu lelaki itu berhasil melukai kaki Jaya Permana dengan sebilah goloknya. Jaya Permana kaget, karena tak menyangka terkena serangan dari lawannya. Konsentrasinya mulai berkurang. Tiba-tiba saja ada sebuah tendangan mengenai punggungnya. Dia pun tersungkur ke tanah.
"Ha...ha...Bangsat....rupanya kamu cuma ngomong besar saja...tapi kemampuan cetek...."
Mereka mentertawakan Jaya Permana yang meringis menahan rasa sakit.
" Ki Tapa...Bagaimana...apakah kita bunuh saja bocah sombong ini...Aki...?" Tanya salah satu anak buah Ki Tapa
"Hmmm...Terserah kalian...."
Kata Ki Tapa mempersilahkan
"Tunggu... Kalau melihat dari gerakan silat yang kamu lakukan, Bocah...kamu pastinya murid dari Ki Sepuh Anom...?"