Tiga lelaki melawan seorang gadis.
Ki Tapa merasa senang melihat keberanian dan ketangkasan Dewi Sekar yang mampu mengimbangi ketiga anak buahnya.
Tanpa terasa Dewi Sekar sudah bertarung selama kurang lebih 1 jam menghadapi tiga anak buah Ki Tapa. Beberapa luka ringan akibat terkena sabetan golok di tangan dan kakinya tidak terlalu dia pedulikan. Namun nafasnya sudah mulai terdengar berat. Tenaganya juga sudah mulai terkuras. Konsentrasinya pun sudah mulai kendor.
Ke tiga anak buah Ki Tapa juga terlihat sudah mulai kelelahan. Beberapa luka akibat sabetan pedang milik Dewi Sekar, terlihat jelas mengeluarkan darah. Mereka mengakui kehebatan lawannya yang tangguh.
"Ha...ha...hebat...hebat...geulis...kamu memang seorang pendekar sejati..."
Tiba-tiba Ki Tapa sudah berada di hadapan Dewi Sekar sambil tertawa memuji kehebatan Dewi Sekar
Sesaat Dewi Sekar hanya mampu memandangi Ki Tapa. Dia heran dengan gerakan Ki Tapa yang secepat kilat.
Ki Tapa tertarik untuk melakukan pertarungan dengan Dewi Sekar. Dia pun segera melancarkan sebuah serangan untuk menguji seberapa jauh kemampuan Dewi Sekar. Sebenarnya Tak ada niatan dalam hatinya untuk melukai atau pun membunuh Dewi Sekar.
Meskipun tenaganya sudah terkuras banyak, namun Dewi Sekar tetap berusaha menahan serangan Ki Tapa dengan sekuat tenaganya. Tubuhnya terlihat sudah sempoyongan menghadapi Ki Tapa.
Melihat kakaknya kewalahan, Arya rajah menekatkan diri untuk membantu kakaknya menghadapi Ki tapa. Dia pun melompat untuk menyerang Ki Tapa dari arah belakang. Namun Ki tapa dengan sangat mudah menghindari serangan Arya Rajah. Bahkan kaki kanannya berhasil menyapu kuda-kuda Arya Rajah yang masih belum kokoh berdiri. Arya Rajah pun terjugkal ke tanah.
Melihat adiknya terjatuh ke tanah, Dewi Sekar segera melompat ke arah Ki Tapa yang sedang membelakanginya sambil menghunuskan pedangnya. Gerakannya begitu cepat dan sangar. Salah satu anak buah Ki Tapa yang sadar dengan kehebatan jurus Dewi Sekar, segera melompat  untuk menghalau serangan tersebut.