Pagi itu di bulan Juli, Jaka Someh bersama pak Rohadi sudah berangkat ke kebun cengkehnya, dari semenjak pagi. Sudah hampir 3 bulan ini Jaka Someh dan pak Rohadi sangat sibuk memanen tanaman cengkeh milik mereka.
Dengan menggunakan keranjang yang terbuat dari anyaman bambu, mereka mulai memetiki bunga cengkeh dari pohon-pohonnya.
Pada panen ini, mereka memperoleh hasil yang lumayan banyak, kurang lebih sekitar satu sampai dua ton cengkeh. Setelah hasil panennya terkumpul, Jaka Someh pun mulai sibuk dengan kegiatan pasca panennya.
Mulai dari pengeraman di dalam karung-karung selama 1 hari 1 malam, kemudian proses penjemuran yang dilakukan di pekarangan rumah pak Rohadi selama hampir semingguan. Setelah selesai dengan proses penjemuran, Jaka Someh segera menyimpan hasilnya di dalam karung-karung yang telah di siapkan sebelumnya.
Rencananya dua hari lagi dia akan menjualnya di kota, di Pelabuhan Ratu, wilayah sukabumi. Katanya di sana banyak tauke yang siap membeli cengkehnya tersebut.
Pak Rohadi berkata kepada Jaka Someh
“Bagaimana jang , apakah besok pagi kamu sudah siap berangkat ke Pelabuhan Ratu? biasanya bapak menjual cengkehnya ke Babah Along, tapi terserah kamu barangkali mau menjual ke toko selain Babah Along juga tidak apa-apa.”
Jaka Someh menjawab
“Iya pak Insya Allah siap, nanti setelah sampai di kota, saya coba cari-cari informasi dahulu ya pak, barangkali ada harga yang lebih baik di banding tokonya Babah along...”
Pak Rohadi senang mendengar ucapan Jaka Someh, sambil tersenyum, pak Rohadi berkata
“Ya sudah kalau begitu...bapak ikut saja, terserah kamu...”.