Setelah kami sampai ke rumah, kuputuskan untuk menghubungi Magnolia saat Nikho sudah memasuki kamarnya.
Magnolia segera mengangkat handphonenya ketika nama Ervan muncul di layar.
"Halo,"
"Lia, apa aku menganggu?"
"Tidak, aku hanya sedang santai."
"Ada yang ingin kutanyakan, ehm ... apakah kalian bertengkar lagi?" tanyaku. Dia diam tak untuk memerapa saat.
"Maksudmu, aku dan Nikho?" herannya.
"Siapa lagi?"
"Tidak, seingatku tidak terjadi apa pun. Kenapa?"
"Nikho bertingkah aneh malam ini, dan biasanya jika dia seperti itu, itu karena kalian bertengkar. Apa kau yakin kalian baik-baik saja?"
"Van, untuk apa aku bohong padamu. Kami memang tidak bertengkar, tadi dia masih baik-baik saja setelah mengantarku ke rumah sakit," Magnolia kembali diam untuk beberapa detik. "Tunggu! Tadi seorang perawat memberikan handphoneku. Katanya, tertinggal di mobil temanku. Itu pasti Nikho, tapi kenapa dia harus mengembalikannya melalui seorang perawat? Kupikir ... itu karena terburu-buru!"