"Katakan padaku," potong Magnolia. "Apa kau ... yang melunasi biaya perawatan Rion?
Kediaman menyelimuti untuk sekian detik. Nikho tak menjawab, kediamannya cukup memberi sebuah jawaban untuk Magnolia.
"Jadi memang kau," desis Magnolia kecewa. "Lalu apa yang kau mau sebagai balasan?"
Kini Nikho yang melebarkan mata dengan pernyataan wanita itu.Â
"Balasan?" desis Nikho.
"Kau pikir, dengan semua itu aku akan menyerah. Kau tidak akan mendapatkan apa yang kau mau, jadi kuminta ... kau cabut kembali semua yang sudah kaubayarkan untuk adikku!" pinta Magnolia tegas.Â
Nikho terperangah dengan ucapan Magnolia, sekali lagi wanita itu menolaknya. Sebenarnya ada rasa kecewa karena niat baiknya ditolak, tapi dia mencoba untuk tetap bisa mengendalikan emosinya.
"Kau masih mempermasalahkan itu? Magnolia ... aku hanya ingin membantu. Bisakah sekali saja kita buang ego kita, adikmu membutuhkan itu."
Magnolia mengembalikan pandangannya. "Kau tahu apa?" potongnya. "Jangan sok peduli, kau pikir aku lupa siapa dirimu! Siapa yang akan percaya kalau kau bisa berbuat baik? Pasti di balik semua itu kau memiliki maksud, kan?"
Nikho menahan nafas untuk mengendalikan diri.Â
"Aku tidak ingin berdebat denganmu di sini," sahut Nikho. Nada suaranya tetap terdengar menahan amarah. "Terserah kau menganggapnya apa! Tapi jika kau memikirkan mamamu dan juga adikmu, kau tidak punya pilihan untuk menolak semua itu. Dan ..." Nikho tak melanjutkan kalimatnya.