Dia menangis dan masih berteriak meminta kulepaskan.Â
"Lepaskan aku!" tangisnya.
"Tenanglah, aku tidak akan menyakitimu." bujukku.Â
"Tidakkkk ...."
"Percayalah padaku, aku akan melepaskanmu tapi kau harus tenang!" janjiku.
Perlahan dia mulai tenang, hanya isak tangis yang tersisa. Aku pun mukai melepaskan dekapanku. Kutatap punggungnya yang berguncang lembut.
"Apa yang terjadi di sana?" tanyaku lembut.
Dia menolehku. "Kau bertanya apa yang terjadi? Bukankah kau tahu apa yang terjadi?" serunya berbalik tanya.
Aku hanya menatapnya sebagai jawaban tidak.
"Kalian semuanya sama, kalian pikir siapa kalian? Tuhan! Hingga merasa berhak menentukan nasib seseorang!" serunya. "Apa sebenarnya yang kalian mau?"
"Lia,"