Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Wild Sakura #Part 23; Kita Tak Bisa Menawar pada Siapa Kita Akan Jatuh Cinta

23 Mei 2016   14:24 Diperbarui: 23 Mei 2016   14:35 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Nggak ada yang mengancamku Di!" potongnya, "hanya___aku merasa lebih nyaman jika hubungan kita tetap seperti ini!" ia kembali tak bergerak, "setidaknya untuk saat ini, itu saja!"

"Tapi kamu nggak akan menjauh dari aku kan?"

Sonia kembali menoleh, membalas tatapan pemuda itu,(maafkan aku Di, aku bisa saja menjauh dari kamu. Tapi ku rasa..., akan ku terima tantangan papamu dengan tetap bertahan di sini. Walau hanya sebagai temanmu!) bisik hatinya. Tadinya ia ingin menyerah. Tapi ia juga akan membuktikan bahwa ia tak selemah itu, yang akan gentar dengan gertakan dan ancaman. Ia akan bertahan. Ia memang tak ingin bermusuhan dengan siapapun, tapi ia hanya ingin mempertahankan haknya sebagai manusia. Itu saja.

Dimas masih terbuai oleh angannya, ia yakin pasti ada yang sudah memgancam Sonia. Dan ia harus tahu siapa orangnya! Selain itu, ia harus membuktikan bahwa ia jauh lebih layak mendapatkan cinta gadis itu daripada Rocky.

THACKK!

Lamunannya buyar seketika saat kepalanya tersentuh sesuatu yang membuatnya sedikit sakit, ia terkesiap memegangi sisi kepalanya sembari mencari benda apa yang baru saja membelai kepalanya itu. Rupanya sebuah spidol yang kini terabaikan di lantai tak jauh dari kakinya. Semua mata masih mengarah padanya.

"Dimas Pradipta Mahendra!" suara bu Inez yang lembut nan tegas menyerukan namanya, iapun menatap ke arah guru cantik itu, "tolong beri satu contoh haikuyang kamu tahu?" pinta bu Inez.

"E..., saya bu?"

"Saya rasa kamu mendengar saya menyebutkan nama kamu, iya bukan?" kata bu Inez meletakan kedua telapak tangannya di meja. Membuat tubuhnya sedikit mencondong ke depan.

"Ehm..., ehm...!"

"Kamu tidak mendengarkan?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun