Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jangan Panggil Aku Komunis

15 Mei 2016   14:37 Diperbarui: 15 Mei 2016   14:54 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bapak menoleh ibu sejenak, lalu memutar pandangannya ke arahku dan berakhir di wajah mas Lukman, tatapannya sungguh tak aku mengerti.

"Nak Lukman___!" nada suara bapak cukup berat, "saya harap nak Lukman ndak benci sama Rizka, jika tahu hal ini!" kata bapak penuh harap, membuat kami semakin penasaran...gerangan apa sebenarnya? Bapak kembali menatapku,

"Nduk, apa benar kamu pernah bertemu seseorang dan membicarakan hal yang rahasia?"

"Maksud bapak apa?" tanyaku heran, "pak, apakah..., ini ada hubungannya dengan kedatangan Komandan Wahyu ke rumah?" sambungku,

"Kata Komandan Wahyu, orang yang kamu temui itu di curigai sebagai seorang aktifis komunis yang tengah mengibarkan kembali bendera partai terlarang itu!"

"Ap-apa pak____" mulutku bergerak-gerak terbata, "mak-maksud bapak P-PKI, itu...itu ndak mungkin pak!" ku toleh mas Lukman yang juga menolehku perlahan, lalu pandanganku kembali ku putar ke wajah bapak, "pak..., jadi...maksudnya...Rizka di curigai terlibat dengan mereka, ngoten pak?"

"Iyo nduk, sejauh ini...Komandan Wahyu masih percaya kalau kamu mungkin belum tahu apa-apa. Tapi__!" bapak diam sejenak, "foto-fotomu bersama orang itu sudah menyebar di internet nduk, wajahmu jelas terlihat!"

"Tapi pak...Rizka bahkan ndak tahu apapun tentang hal itu pak. Bahkan dengar isunya pun endak!" tangisku mulai menderai, ini sungguh mengejutkanku. Bagaimana mungkin aku bisa di sangkut-pautkan dengan partai komunis? Ku toleh lagi mas Lukman yang sedikit menurunkan pandangannya ke meja, ku rengkuh lengannya, "mas..., mas Lukman percaya kan sama Rizka. Rizka ndak terlibat dengan mereka mas, waktu itu...Rizka memang bertemu seseorang. Tapi orang itu hanya menawarkan Rizka untuk ikut komunitas sosialnya saja mas, dia bahkan ndak menyinggung apapun soal komunis, dan Rizka juga belum menyetujuinya mas!"

"Bapak tahu kamu ndak salah nduk, tapi akan sulit mengembalikan kepercayakan masyarakat!" sela bapak, aku kembali menolehnya karena tidak mendapat tanggapan dari mas Lukman.

"Tapi..., tapi kenapa Rizka pak. Kenapa mereka memilih Rizka?"

"Karena mungkin mereka mencari tahu silsilah keluarga kita!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun