Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

The Broken Wings of Angel, The Wedding #Epilogue

29 Februari 2016   15:53 Diperbarui: 29 Februari 2016   16:52 585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Jika aku tak pernah mengucapkan cinta padamu, bukan berarti aku tak mencintaimu..., aku hanya..., bukan seseorang..., yang mudah mengatakan hal itu. Dan jika sekarang..., itu tak berarti lagi bagimu, aku akan terima!" Nicky masih tak memindahkan tatapannya, dan ia juga tak mengerti arti dari mata Liana yang berembun, ia ucapkan itu hanya untuk sekedar Liana tahu. Lalu ia membuka pintu dan menghilang di baliknya setelah pintu kamar itu tertutup rapat kembali.

Liana memejamkan mata ketika buliran bening mengalir deras ke pipinya, semua yang Nicky ucapkan...,

* * *

Valent menggerutu geram menyaksikan berita kriminal di televisi, ia duduk di ruang tamu. Mencoba mengontrol emosinya, ketika terdengar suara langkah kaki mendekatinya, ia mengerling, ia tahu siapa yang datang.

"Bukankah sudah ku katakan, kau tidak boleh bertindak di luar perintahku!" hardiknya, orang itu menghentikan langkah. Valent bangkit dan menghampiri, ia segera mendaratkan sebuah tinju ke wajah orang itu, membuat wajah orang itu menyamping sejenak. Lalu terangkat kembali membalas tatapan Valent, "kau tahu apa yang di lakukannya, dia mengkhianati kita, Val!" sahutnya.

"Mengkhianatiku, tepatnya mengkhianatiku. Dan apakah kau juga akan mengkhianatiku dengan terus melawanku...," kesalnya dengan geram, "Rey!"

* * *

Nicky memandangi hamparan warna-warni bunga di taman belakang, mentari sore bersinar indah, sekumpulan kupu-kupu menari di atas bunga-bunga, mengingatkannya kepada kenangan sore itu. Dimana ia pertama kali berdansa dengan Liana di temani kupu-kupu, di tempat ini, itu adalah kenangan termanis yang tak akan pernah ia lupakan. Ia jadi tersenyum sendirian mengingatnya, tapi mungkin..., itu tidak akan terulang lagi.

"Ku pikir kau sudah lupa!"

Suara lembut itu membuyarkan lamunannya, ia memutar tubuhnya perlahan. Liana berdiri tak jauh darinya, tersenyum manis. Rambutnya terurai indah, apalagi angin sore menerbangkan helai-helainya, perlahan wanita melangkah mendekatinya. Berhenti tepat di hadapannya. Pandangan mereka terkunci. Hening. Tenang.

Hanya lirih angin yang bersuara, Nicky menatap mata lentik itu, sebuah tatapan yang pernah ia kenali dari wanita itu, tatapan yang ia rindui.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun