"Ini bukan ancaman, Ivana. Kau pikir aku tak mampu membunuh anak kecil, aku tidak takut di penjara, anak ini bukan siapa-siapa, juga dirimu!"
"Kau ingin membunuhku?"
"Tidak, tapi aku akan membunuh Nino. Aku ingin kau merasakan bagaimana rasanya kehilangan orang yang kau cintai!" senyum sinis keluar di bibirnya melihat wajah Ivana mulai di serang rasa takut. Tangan wanita itu gemetaran di setir, sesekali melirik putranya yang masih tertidur pulas sambil tetap berusaha konsentrasi pada jalanan.
Tok...tok...tok....
Suara ketukan di pintu membuyarkan lamunan Liana yang sedang memandangi hasil karyanya itu di ranjang, suara ketukannya cukup halus. Rizal berpesan untuk tak membuka pintu jika ada yang mengetuk, tapi ia ingin tahu siapa tamunya, maka iapun meletakan sweter itu di ranjang lalu berjalan ke depan, ia mengintip di jendela untuk mengetahui siapa yang datang.
Matanya melebar melihat sosok yang berdiri di depan pintunya, ia segera menutup tirai kembali.
"Nicky!" desisnya lirih, apakah ia harus membuka pintu? Itu Nicky kan bukan Anthony, kenapa ia harus takut. Nicky tidak akan melakukan hal yang buruk seperti yang Rey ataupun Anthony lakukan padanya, apalagi...Valent!
Lagipula...Nicky itu suaminya, mungkin ia bisa memberikan sweter itu sekarang meski ia tahu mungkin Nicky akan membuangnya ke tong sampah. Iapun menghela nafas dan menghembuskannya lalu membuka pintu, mendengar pintu terbuka Nicky menegakan badannya.
Begitu pintu terbuka lebar, Liana muncul. Kini mereka berhadapan, saling pandang. Ada hasrat kerinduan yang menari-nari di mata keduanya, hampir saja mata Liana berembun. Tapi wanita itu sekuat tenaga menahannya, ia tak mau terlihat sedang rapuh seperti beberapa saat lalu, atau seperti kemarin. Ia ingin terlihat kuat di depan suaminya.
Liana menyadari lebih dulu suasana ganjil di antara mereka, sebenarnya saat ini ia ingin sekali menjatuhkan dirinya ke dalam pelukan Nicky. Menangis di dadanya, dan memberitahukannya betapa ia sangat merinduinya. Tapi ia justru menggeser pandangannya menjauhi mata suaminya,
"Mau apa lagi kau kesini?" tanyanya sedikit ketus, Nicky tak menampakan reaksi apapun. Emosinya cukup tenang kali ini, "itu pertanyaan yang tidak sopan dari seorang istri untuk suaminya yang sedang berkunjung!" sahutnya.