 "Aku hanya memperingatkan!" sahut Ivana lalu menyingkir, sebenarnya ia sedikit kesal karena Nicky memang orang yang sangat sulit untuk di bujuk. Tapi ia juga cukup tahu bagaimana kalau pria itu marah, ia juga tahu Nicky bukan tipe pria yang mudah minta maaf terhadap wanita. Jadi kesalahpahaman di antara mereka bisa dengan mudah ia buat.
Nicky menghela nafas dalam untuk mengontrol emosinya yang mulai naik, lalu ia kembali berjalan ke belakang tetapi langkahnya harus kembali terhenti karena Liana sudah berjalan menghampirinya. Ia mencoba mengendurkan kepalan tangannya, Liana berdiri saru meter di depannya.
"Apa kau mencariku?"
"Ya!"
Sejenak Nicky melirik ke arah taman bunga yang terhalang oleh jejeran pohon palma, tak terlalu jelas, tetapi sepertinya Rizal masih duduk di sana. Lalu matanya kembali menatap wajah istrinya,
"Apa ada masalah lagi?"
"Ya,"
Kediaman mengelilingi, Liana bisa merasakan ada yang aneh dari tatapan Nicky. Pria itu seperti sedang memendam amarah, apa yang terjadi?
"Nicky, ada masalah apa?"
"Aku mau keluar, penting. Itu saja!"
Liana sedikit mengernyit, ia tahu pasti terjadi sesuatu yang tak ia ketahui. Nicky berbalik, "tunggu!" katanya menghentikan langkah suaminya, "apakah....kau akan pulang untuk makan malam?"
