Nikita berjalan menghampirinya, Ethan berjalan mundur perlahan, "Niki, bisa jelaskan padaku ada apa ini?" tanya Ethan gemetar. Niki tak menjawabnya, ia mengangkat senjata apinya ke arah Ethan, membuat darah Ethan semakin beku, bahkan mungkin membatu.
"Niki, ap-apa yang ter-jadi?" tanya Ethan terbata, sorot mata Nikita masih tak mengendur, sepertinya ia siap melesatkan isi benda yang ada di tangannya itu ke tubuh Ethan. Pria itu hanya diam terpaku tanpa bergeser sedikitpun.
Pyarr!
Suara kaca tertembus peluru di belakang Ethan memecah keheningan, Nikita menampik tubuh Ethan kesamping dengan sangat sigap seraya melesatkan isi senjata apinya ke arah kaca. Menghalau amunisi yang menghampiri mereka. Entah bagaimana caranya peluru itu bisa bertabrakan, tubuh Ethan terpental ke rak buku. Membuatnya meraung, Nikita berdiri di depan jendela kaca, mengarahkan senjata apinya ke luar ruangan.
Sebuah vas pecah oleh tembakan dari luar, menyusul tertembusnya dinding lemari di sisi Ethan. Nikita menarik Ethan keluar dari ruang kerjanya, menuruni tangga, ketika sampai di ujung tangga sebuah peluru kembali datang, ia segera membawa Ethan berlindung di dinding lalu membalas tembakan beberapa kali, sepertinya berhasil mengenai orang itu. Iapun pergi ke garasi yang ada di samping rumah melalui pintu aksesnya, tetapi muncul seseorang lagi. Seorang pria berbadan tegap dengan senjata api juga. Nikita menjauhkan Ethan darinya lalu menyerang orang itu, mereka terlibat fight. Pria itu cukup tangguh, membuatnya terkena hantaman dan juga terbanting. Tapi iapun membalasnya dengan tak kalah sengitnya, mereka terus berkelahi sementara Ethan merapat tembok menyaksikan itu.
Siapa Nikita sebenarnya, dan orang-orang itu?
Seseorang muncul dari pintu depan, menghampiri Ethan, menariknya dan menghantamnya hingga terpelanting. Meski tidak jago dirinya juga bisa bela diri sebagai lelaki, maka ia pun melawan, sayangnya lawannya cukuplah tangguh, seperti seorang petarung.
Nikita berhasil melumpuhkan lawannya, segera membantu Ethan yang sudah kewelahan dan mulai babak belur. Niki segera menghabisi orang itu juga, sayangnya, justru datang lebih banyak orang ke tempat itu. Mau tak mau mereka harus melawannya, tapi karena terlalu banyak Nikitapun tak mungkin bisa melawan mereka semua, setelah berhasil menghalau mereka ia membawa Ethan ke belakang rumahnya, bertujuan untuk kabur lewat belakang, ia menaruh Ethan di depannya seraya dirinya berjaga di belakanga dengan senjata api yang di temukannya. Beberapa tembakan melesat ke arah mereka, dan.... tubuh Niki terlempar ke tembok, ada bagian tubuhnya yang terasa panas, di punggung dan perutnya, dua butir timah panas bersarang di sana. Yang di bagian punggung bawah menembus hingga perutnya, menciptakan lubang di sana.
"Niki!" seru Ethan lalu membantunya berjalan menembus pepohonan di belakang rumah, nampaknya dalam keadaan seperti itu mereka bisa mati konyol jika terus melawan. Tapi apa boleh buat, tak ada cara lain kan?
Niki mendorong Ethan di batang pohon, seraya mencabut sesuatu dari pinggangnya. Tanpa menunggu lagi ia segera menusukan benda itu ke dada Ethan, membuatnya terperanjat.
"Niki!" desis Ethan,