Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Tempat Terindah #31 ; Vonis Pengadilan

30 Agustus 2015   15:11 Diperbarui: 30 Agustus 2015   15:11 718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suasana hening, Ridwan berfikir, apakah itu perlu? Dengan sedikit berat ia berkata, "ada, seorang cleaning service di rumah sakit itu, entah dia mendengarnya atau tidak tidak!"

Keluarga Nadine memang sudah mencari cleaning service tersebut dan akhirnya hari ini juga di datangkan sebagai saksi, "apakah anda mendengar percakapan mereka secara jelas saat itu?"

"Tidak terlalu jelas, tapi memang saya sempat mendengar ancaman itu keluar!" sahut wanita cleaning service yang waktu itu sedang kerja di rumah sakit tempat Sinta di rawat.

Alisa memjamkan mata, tangannya menggenggam erat ujung bajunya. Selama sidang berlangsung dan beberapa pertanyaan di berikan padanya, ia hanya menjawab dengan iya atau tidak. Meski ia tak mengakui saat di tanya apakah benar dirinya yang menusuk Nadine, ia hanya diam saat pertanyaan itu di ajukan padanya, Lucas beberapa kali menyatakan keberatan karena kuasa hukum Nadine seolah menekan Alisa untuk mengakui semuanya, tetapi selalu mendapat penolakan dari hakim.

Akhirnya, tiba waktu yang di tunggu oleh semua orang, jantung Alisa mulai berdegub kencang sekali, ia tahu ia akan di jatuhi hukuman karena semua bukti sudah menjelaskan bahwa dirinya bersalah, di tambah lagi dengan di perkuat kesaksian Ridwan pada malam itu. Ia hanya tak menyangka kalau Ridwan bisa maju menjadi saksi, dan mengutarakan amarah yang dulu pernah ia lontarkan di rumah sakit terhadap Nadine. Itu membuat Alisa kecewa, sangat kecewa. Mata sudah mulai panas, Lucas terus memandangnya dengan rasa bersalah karena tak mampu melakukan apapun sebagai kuasa hukumnya.

Setelah berdiskusi, hakim mulai membuka mulut, "dengan ini pengadilan memutuskan, bahwa saudari Alisa Paramita telah terbukti bersalah, melanggar undang-undang pidana pasal 340 KUHP, tentang pembunuhan berencana yang di lakukan terhadap saudari Nadine Sukma Dewi. Dengan vonis hukuman, seumur hidup penjara!" palupun di ketuk tiga kali oleh hakim pertanda sidang sudsh selesai.

Hampir semua orang tercengang karena Alisa harus mendekam seumur hidup di dalam penjara, terutama Ridwan dsn Lucas. Ridwan tak menyangka kalau ternyata kesaksiannya akan membuat Alisa mendapatkan hukuman seberat itu. Sementara keluarga Nadine senang karena keputusan hakim di anggap mereka sebagai keputusan yang adil.

Alisa mengatupkan matanya lebih rapat dengan sedikit menunduk, meremas ujung bajunya dengan lebih keras mendengar putusan hakim. Matanya mulai merembes basah,

Tidak Alisa, kamu tidak boleh menangis! Kamu harus kuat, kamu harus kuat!

Hatinya menjerit pedih, ia ingin kuat, tetapi tetap saja airmatanya menggelinding di pipinya. Butuh waktu beberapa saat untuk bisa menenangkan diri dan menyeka airmatanya. Lucas menatapnya dalam, ia juga masih terduduk di kursinya ketika semua orang meninggalkan ruangan.

Alisa di giring keluar ruang sidang untuk menuju lapas sekarang, Ridwan berdiri di dekat pintu keluar saat wanita itu melewatinya, Alisa menunduk, ia tahu Ridwan di sana tetapi ia sengaja tak mau menatapnya. Padahal pria itu tak melepaskan matanya darinya hingga masuk mobil polisi, Ridwan berharap Alisa menatapnya, berhenti lalu menamparnya mungkin! Tapi sikap Alisa justru membuat hatinya pedih, sesungguhnya di dalam hatinya ia tak percaya Alisa yang melukai Nadine. Tapi semua bukti memang begitu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun