Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Ketika Putri Kodok Bertemu Gigolo

9 Juli 2015   06:33 Diperbarui: 9 Juli 2015   06:33 640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Oh....jadi kamu sekarang sudah berubah selesa, makanya kamu mencoba menjauh dariku?"

Apa maksudnya, aku tak mengerti!ternyata wanita itu pernah punya hubungan dengan Dev. Jantungku rasanya seperti di tembus dengan panah beracun, membuatku sesak bernafas. Sebelumnya aku memang sempat mendengar isu kalau Dev itu seleranya tante-tante, ku pikir itu hanya lelucon makanya ku anggap angin lalu. Tapi ternyata....

"Aku memang sempat menjalin hubungan dengan tante Rury. Dan aku tak menyangka kalau kami akan bertemu lagi di sini ...... !"

Setelah Dev ceritakan semuanya padaku, hatiku rasanya melebur. Mataku memanas dan akhirnya meleleh, deras sekali.

"Itu artinya tante Rury bukan satu-satunya?"

"Iya!"

Tangisku semakin menjadi, aku tak sanggup lagi. Dev tak hanya menjalin hubungan dengan para tante kesepian itu, tetapi juga beberapa di antaranya dengan sesama jenis. Kenyataan yang membuat hatiku semakin hancur. Lalu aku, selama ini apa? Hanya mainankah? Hanya karena aku tak pernah pacaran bukan berati aku bodoh kan, tapi mungkin aku memang bodoh karena jatuh cinta pada Dev.

"Kamu sudah tahu semuanya, sekarang terserah kamu. Aku tidak akan memaksa untuk kita bisa melanjutkan hubungan ini, tentu saja. Gadis baik-baik seperti kamu tidak akan mungkin menjalin hubungan dengan cowo macam aku kan?" akunya.

"Bagaimanapun, terima kasih!" dia berterima kasih padaku? "terima kasih karena kamu pernah memberiku kesempatan untuk mengisi hari-harimu. Terima kasih untuk tawa yang kamu bawa dalam hidupku, dan terima kasih...., karena saat bersamamu aku merasa memiliki hidup yang normal seperti yang lainnya!"

Hatiku perih mendengar penyataannya itu, tapi rasa sakit ini sudah menembok. Tebal dan keras, dan rasanya tak mau tahu. Mata kami masih berpagutan, "aku sayang sama kamu!" itu kalimat terakhirnya sebelum kami benar-benar berpisah. Dev memutuskan untuk kembali ke Banjarmasin, karena di sini dia lebih tak punya tempat. Keadaan kembali seperti dulu, tidak! Malah lebih parah. Teman-teman kembali mencemoohku, terutama dia. Dan predikat si Putri Kodok Lapuk kembali aku sandang. Aku tak mempermasalahkan hal itu, yang sekarang menganggu adalah.....

Aku merasa ada sesuatu yang hilang dari diriku dengan perginya Dev, sebagian dari jiwaku musnah bersama kepergiannya. Dia pergi dengan mengantongi separuh nafasku, kini....di setiap aku memandang aku selalu melihatnya. Setiap ku pejamkan mata, suaranya terdengar jelas di telingaku. Aku tak bisa berfikir jernih kecuali memikirkannya, bahkan papa pernah ku panggil Dev ketika membuyarkan lamunanku. Rasanya, aku jadi gila tapi aku tidak mau masuk rumah sakit jiwa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun