Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Ketika Putri Kodok Bertemu Gigolo

9 Juli 2015   06:33 Diperbarui: 9 Juli 2015   06:33 640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ya bisalah, jangankan yang setengah bule atau yang biasa di sebut blesteran. Yang bule murni aja sekarang udah menjamur sampai ke pelosok! Sementara aku,

Aku terbiasa di panggil kodok lapuk di sekolah ini, tahu kenapa? Itu karena aku yang paling nggak laku di sekolah ini. Seumur-umur aku nggak pernah ngerasain yang namanya pacaran, padahal aku nggak jelek tuh! Soal tampang? Aku nggak kalah cantik dari Kristen Stewart, apalagi body. Juga nggak kalah seksi dari Megan Fox, he...he....

Tapi....kenapa nggak ada yang naksir yak? Apa karena dua kaca bulat yang selalu terpasang di depan mataku ini? Apa salahnya jika aku berkaca mata silinder, daripada nggak pake malah pandangan aku kabur!

Kehadiran Devan merubah hidupku sekaligus predikat kodok lapuk yang selama ini aku sandang. Jantungku berdegup begitu kencang ketika dia memilih untuk duduk di sampingku saat makan di kantin daripaada meladeni rayuan-rayuan gombal Elie dan Irene. Dua gadis itu, huh....paling populer di sekolah.

"Boleh aku duduk di sini, kosong kan?" tanyanya, aku hanya terbengong menatapnya tersenyum padaku. "hei!" serunya lagi. "i-iya!" sahutku. Sejak itulah kami terlihat sering bersama, meski kami lebih sering berdebatnya ketimbang akur.

* * *

Suara bising kendaraan yang lalu-lalang menjadi saksi malam paling bersejarah dalam hidupku. Kami jalan kaki sepulang nonton film di bioskop, Devan menahan lenganku untuk menghentikan langkah kami. Dia memungut kedua tanganku, menggenggamnya erat dalam tangannya yang hangat kaya' selimut listrik. Menatapku dalam, membuat sekujur tubuhku meleleh. Jatungku berperang kencang menunggu apa yang akan terjadi.

"Putri Amalia Santika," dia menyebut namaku dengan lembut, "bersediakah kamu jadi pacar aku?"

Gubrakkkkk!

Aku mau pingsan rasanya. Eh, nggak deng....aku malah jadi patung mendengar pernyataannya. Diam tak percaya, kok bisa si Devan nembak aku? Rasanya aku mau nampar pipiku sendiri untuk memastikan kalau aku nggak lagi mimpi. Dengan malu-malu ku anggukan kepala seraya menjawab iya. Masa' aku mau nolak, kan yang nembak aku emang cowo yang aku harapkan. Pucuk di cinta ulampun tiba namanya.

Awalnya hubungan kami baik-baik saja, tetapi suatu hari di pesta ulangtahunku terjadi hal tak terduga yang begitu menusuk hatiku. Di tengah pesta ulangtahunku yang di rayakan sederhana di sebuah caffe, seorang wanita paruh baya menghampiri Dev dan menyapanya mesra. Meski gugup dan kikuk Dev menymabutnya hangat, hal yang membuatku malu sampai ke ubun-ubun. Kenapa? Karena itu terjadi di pesta ulangtahunku, di depan teman-temanku. Saat ku tanyakan padanya siapa wanita itu, malah wanita itu yang menyahut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun