Tawa Rasya menggelegar mengisi rumah itu, dan tak lama tawa anak-anakpun ikut mengisi rumah itu. Ilyas dan Zulfa mulai tumbuh memenuhi kebahagiaan mereka.
* * *
"Bangkrut!"
"Iya, aku sudah mencoba mencari pinjaman. Mencari donatur, tapi....aku gagal. Maafkan aku, kita akan kehilangan semuanya. Pabrik, rumah ini, mobil....!"
"Ini bukan kesalahanmu mas, ini adalah ujian dari Allah!"
"Tapi seharusnya aku tak membiarkan ini terjadi,"
"Mas, tidak ada seorang pun yang bisa menentang kehendak Allah. Semua yang kita miliki adalah titipan-NYA!"
* * *
Mereka memasuki sebuah rumah kecil, itupun rumah kontrakan. Rasya memandang seisi rumah itu, lalu ia sapukan pandangannya ke arah istri dan dua anaknya.
"Maaf, hanya ini yang sementara bisa kita tinggali!"
"Ini sudah lebih dari cukup kok mas, yang penting kita masih bisa berteduh!"