"Dan akan lebih baik jika kau memberinya status yang jelas!" sahut Alicya, "Alicya, aku mohon. Jangan ikut-ikutan membujukku!" pinta Danny.
"Membujukmu? Danny, apa kau tidak memikirkan perasaan Sammy? Kau pernah berada dalam posisinya, tentunya kau tahu bagaimana rasanya saat mengetahui kau terlahir bukan dari sebuah pernikahan. Beruntungnya, Karen tidak merahasiakanmu dari Sammy!"
Danny terpaku membenarkan ucapan adik tirinya, tetapi kenapa semua orang seolah memojokannya soal Karen?
* * * * *
Danny terdiam menatap mobil Karen sudah teronggok di halaman rumahnya, lama ia duduk di balik kemudi. Rasanya ia ingin memutar mobilnya kembali dan sembunyi, tapi akhirnya ia tetap memutuskan untuk melangkahkan kaki memasuki rumahnya. Â
Begitu menembus pintu depan ia bisa mendengar tawa putrinya bersama seorang wanita dan anak lelaki yang ia kenali. Perlahan ia melangkah ke arah mereka dan berdiri beberapa meter dari mereka.
"Papa!" desis Sharon, ketiganya menoleh ke arah Danny. Danny menatap mereka satu persatu dan berakhir di wajah Karen, wanita itu melebarkan senyum padanya tapi ia malah membuang muka dan melangkah menuju kamarnya.
"Danny, tunggu!" seru Karen.
Danny menghentikan langkahnya tapi tetap tak menoleh. "kenapa kau seolah menghindariku, kau bahkan tak pernah menjawab teleponku?"
"Karena hubungan kita sudah berakhir!" sahut Danny datar, "apa?" seru Karen. "kau sendiri yang mengatakannya padaku kan!" sambung Danny.
"Tapi, semua yang kau katakan dalam pesan itu. Apakah semua itu bohong?"