"Bukan begitu maksudku teman, ku pikir kau mau menghabiskan waktu lebih lama bersama keluarga barumu!"
Danny menghentikan langkah mendengar ucapan Frans, "keluarga baru!" desisnya, mereka bertatapan. "jangan pura-pura bodoh, kau pikir aku tidak tahu apa yang terjadi antara kau dan Karen!"
Danny terpaku, Frans melihat ada sesuatu dalam ekspresi temannya. "Danny, kau tidak bermaksud menghindarinya kan?"
"Jangan termakan gosip murahan di surat kabar, tidak ada apa-apa di antara kami kecuali tentang Sammy!"
"Jangan membohongi hatimu, Danny. Dari caramu menatap Karen semua orang sudah bisa membaca, kalian saling mmebutuhkan. Lalu tunggu apalagi!"
"Kau tahu betul berapa lama aku bisa bertahan hidup, Frans. Apa kau pikir aku akan menikahi Karen lalu meninggalkannya begitu saja dengan Sammy dan Sharon di pundaknya?" seru Danny, "tidak Frans, aku tidak bisa lakukan itu lagi. Aku pernah meninggalkannya di saat dia membutuhkanku, dan dia harus membesarkan Sammy sendirian dalam keterpurukan. Sudah cukup selama ini aku mengabaikannya!"
"Ku rasa kau salah Danny. jika Karen menganggap Sammy adalah beban, maka anak itu tidak akan ada di hadapanmu sekarang. Akui saja kalau kau memang mencintainya, itu sebabnya sekarang kau berfikir seperti itu. Aku mengerti alasanmu, tapi kau harus lebih memikirkan Sammy dan Sharon!"
Danny terdiam dengan ucapan temannya, mungkin semua yang di katakan Frans benar. Tapi tidak adil rasanya jika ia harus meminta Karen menjadi istrinya di saat dirinya sedang sekarat.
* * * * *
Alicya segera memeluk Danny ketika kakak tirinya itu datang menemuinya di kantor, "maaf, aku belum sempat berkunjung. Bagaimana kabarmu?"
"Seperti yang kau lihat!"