Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

White Rose #6 ; Lagu itu!

4 Mei 2015   06:43 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:24 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Petir menyambar dan Rose bersembunyi dalam pelukan Fahri seraya menangis. Hujan badai yang menyebabkan kecelakaan mobil dan harus membuatnya kehilangan kedua orangtuanya membuatnya mengalami trauma yang hebat, di tambah lagi gempa serta hujan lebat yang memisahkannya dengan Ricky. Setiap hal itu terjadi Fahri akan memeluknya hingga terlelap dan menidurkannya. Mencium keningnya baru meninggalkannya hingga terbangun.


*****


Dika mengendarai mobilnya dengan kencang sambil mendengarkan musik menuju kampus, Rose mengamati sepedanya di pinggir jalan. Bannya bocor, maka ia pun harus mendorongnya sampai menemukan tempat tambal ban. Karena hujan semalam jalanan jadi becek, banyak genangan air di jalanan yang berlubang. Beberapa kubangan air itu menjadi bahaya kecil yang bisa mengotori pejalan kaki oleh kendaraan yang lewat. Dan Rose menjadi salah satu korbannya ketika sebuah mobil melintas dengan kecepatan tinggi, Dika langsung menghentikan laju mobilnya dan turun, ia melihat seorang gadis yang sedang mengelap bajunya dengan tangan. Dika pun menghampirinya,


"Maaf, aku tidak sengaja!"


Rose menoleh mendengar suara itu, keduanya tercengang. Bertatapan, memikirkan hal yang sama. Tapi Rose segera menjawabnya, "tidak apa-apa, lain kali jangan terlalu ngebut!"


Dika membuyarkan lamunannya, ia mengamati sepeda di samping gadis itu. "sepedamu kenapa?" tanyanya, Rose menengok sepedanya sendiri.

"Bannya bocor!"

"Oh....!" mata Dika kembali lekat di wajah gadis itu, hal itu membuat Rose sedikit canggung hingga memutuskan untuk berbalik dan menuntun kembali sepedanya. Tapi belum sempat ia melangkah suara Dika menghentikannya.


"Rose!" desisnya.


Rose terdiam, cara pemuda itu memanggilnya begitu lembut. "White Rose!" desis Dika lagi, perlahan Rose melepaskan sepedanya dan berbalik menatap pemuda itu. Bibirnya sedikit bergetar, "Dika!" sahutnya.


"Rose!" desis Dika sekali lagi, gadis itu terpaku. Matanya berkaca-kaca, tanpa bicara Dika meraihnya ke dalam dekapannya. Membuat Rose hanya diam terpaku ketika Dika mempererat pelukannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun