"Ricky!" desis Mela, Ricky menoleh dan Mela memberi isyarat agar pria itu menoleh ke arah jendela. Rose masih berdiri di tempatnya, matanya basah dan memancarkan rasa iri. Ricky merasa ada sesuatu yang menyapu hatinya, entah apa....tapi gadis itu.....
Rose menyadari kalau kedua orang di dalam ruangan itu menyadari kehadirannya, maka iapun langsung membalikan tubuhnya dan menghapus airmatanya. Ricky berdiri, melangkah keluar ruangan dan Rose segera melangkahkan kaki dari sana. Mela mengikuti keluar, ketika mereka keluar dari ruangan gadis itu sudah tak ada di sana.
"Siapa dia?" tanya Mela,
"Aku tidak tahu, aku bahkan tak pernah melihatnya!"
"Tapi dia menatap kita dengan cemburu, apa kamu yakin kamu tidak mengenalnya?"
Ricky tak menyahut, ia masih memikirkan gadis itu. Rasanya ia seperti mengenalnya, tapi ia bahkan tak pernah bertemu sebelumnya.
Rose duduk di taman, ia senang karena firasatnya selama ini tidak salah. Tapi apakah Ricky akan percaya kalau dirinya bilang bahwa dirinya adalah White Rose? Sementara kakaknya itu sekarang sudah memiliki keluarga baru yang sepertinya cukup membuatnya bahagia.
Jerry yang hendak ke ruang basket melihatnya dan memutuskan untuk menghampirinya. Mendengar suara langkah kaki mendekat, Rose segera menghapus airmatanya. Jerry duduk di sampingnya, "ada apa, hari pertama kok udah nangis. Ada yang jail?"
Rose tersenyum, menggeleng pelan. "nggak ada apa-apa kok kak, aku cuma ingat sama orang tua aku yang sudah lama meninggal!"
"Oh....maaf. Terus....sekarang kamu tinggal sama siapa?"
"Paman Fahri!"