Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

White Rose #6 ; Lagu itu!

4 Mei 2015   06:43 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:24 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Sebenarnya Jerry tahu bahwa bukan hal itu penyebab airmata yang mengalir di pipi gadis itu, tapi ia juga tahu kalau gadis itu tak mungkin mau cerita hal yang sesungguhnya karena mereka baru kenal. Dari jarak jauh Sharon melihatnya, keduanya yang terlihat akrab menimbulkan rasa cemburu di hatinya. Ia menggerutu kesal lalu menghampirinya dengan langkah lebar, "kak Jerry, di cari kak Ricky tuh. Di suruh langsung ke lapangan basket!" katanya ketus.


"Iya, ntar aku ke sana!"

"Ayo, sekarang!" ajak Sharon memungut lengan Jerry, membawanya berdiri. Jerry mencoba melepaskannya tapi gadis itu menggandengnya terlalu kuat seraya melirik Rose.


"Oya, ini teman baru kita. Mawar!"

"Aku nggak kenal tuh!"

"Maka dari itu aku kenalin."

"Ayo, udah di tungguin sama yang lain!" seret Sharon tanpa memperdulikan Mawar, Jerry terpaksa mengikutinya tapi ia sempat melambaikan tangan pada Mawar. Mawarpun membalas lambaian itu.


*****


Malam itu Ricky tak bisa tidur, entah kenapa wajah gadis yang mengintipnya di ruang musik tadi terus mengisi otaknya. Siapa gerangan gadis itu? Ricky membuang guling yang sedari tadi di peluknya, ia bangkit dan berjalan ke jendela. Mengingat masa saat bersama adik kecilnya, bersama orangtua kandungnya. Saat mereka bercanda dan tertawa, juga saat kecelakaan itu terjadi. Yang lebih menyakitkan adalah saat dirinya tak mampu menyelamatkan adiknya padahal ia sudah berjanji tidak akan membiarkan apapun terjadi padanya. Bagaimanakah adiknya sekarang, jika dia masih hidup pasti dia akan tumbuh menjadi gadis yang cantik dan memiliki hati yang putih seperti namanya.


Langit mendung di atas sana mulai menitikan curahannya, menetes membasahi bumi. Ricky menutup matanya, membayangkan kembali wajah mungil Rose yang lama tak pernah ia lihat lagi. Sementara Rose duduk di sudut ranjangnya ketika hujan melebat di iringi petir yang menggelegar. Ia semakin menyusut ke ujung ranjang dengan selimut melingkari tubuhnya dan telapak tangan di telinganya. Teror trauma muncul dalam jiwanya, ketakutan yang dasyat selalu datang ketika hujan badai menyerbu bumi. Fahri membuka pintu kamar Rose dan melihat anak angkatnya ketakutan di ujung ranjangnya, ia langsung menghampirinya dan memeluknya erat.


"Jangan takut, paman di sini. Semua akan baik-baik saja!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun