"Iya, dia tahu!"
"Lalu apa reaksinya?"
Ridwan kembali terdiam untuk sejenak, "Bu, sejauh ini kami baik-baik saja. Dan mungkin.....aku akan memikirkan ulang pernikahanku dengan Nadine!" jujurnya.
"Apa!" seru Dewi dengan suara tinggi, "apa yang baru saja kamu katakan?" tambah Dewi, "Ridwan, kamu tidak serius kan dengan kalimatmu itu?"
"Bu, aku dan Alisa masih saling mencintai. Aku pernah berjanji padanya untuk tidak mencintai wanita lain, tapi.....aku membiarkan Nadine datang dalam hidupku!"
"Lalu apa menurutmu Nadine pantas menerima itu? Pernikahan kalian sudah di depan mata dan kamu berniat membatalkannya?"
"Bukan begitu!"
"Tidak Ridwan, Ibu tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Lagipula sampai kapanpun, Ibu tidak akan bisa menerima Alisa lagi di keluarga kita setelah apa yang dia lakukan!"
"Bu!"
"Pokoknya kamu harus menjauhi Alisa!" tegas Ibunya lalu meninggalkan meja makan.
Ridwan terdiam, apakah ia terlalu cepat mengatakan hal itu pada Ibunya? Ia tahu Ibunya memang tidak mungkin lagi bisa menerima Alisa sejak Alisa masuk panti rehab, itu sebabnya dulu ia memilih pergi ke Oxford. Tapi sekarang Alisa bahkan berubah menjadi seseorang yang jauh lebih baik, lebih dewasa. Dia bahkan juga berfikir tidak ingin melukai Nadine dengan memilih menjauhinya, dan itu justru membuatnya semakin tak ingin melepaskan wanita itu lagi.