"Ayo, ku antar pulang saja. Setelah ini aku masih harus kembali ke kantor!"
Nadine pun menurut saja, tapi otaknya masih di penuhi pertanyaan soal sikap Alisa padanya. Setelah mobil Ridwan pergi, Cheryl menjalankan mobilnya dan berhenti di depan Alisa yang masih belum mendapat taksi. Ia membuka kaca mobilnya dan menatap Alisa.
"Jadi....kamu masih mencintai Ridwan?" cibirnya. Alisa menatapnya tajam. Ada tawa yang keluar dari mulut Cheryl, "Alisa, seharusnya kamu sadar....sekarang Ridwan sudah bukan milik kamu lagi. Kamu harusnya tahu apa penyebab Ridwan meninggalkan kamu, tentu saja dia akan meninggalkan pecandu narkotika kaya' kamu dan memilih wanita yang jauh lebih cantik, lebih bermartabat!"
"Kamu nggak usah sok tahu!"
Cheryl masih mengeluarkan tawa kecil, "aku tahu....kamu nggak rela kan mengetahui Nadine akan menikah dengan Ridwan! Kamu itu seorang pecundang.....dan sampai kapanpun kamu tetap akan jadi pecundang!"
"Jaga bicaramu Cheryl!" geram Alisa.
"Kenapa? Kamu mau mengancam aku....mau melukaiku sama seperti saat kamu melukai Farah ketika kamu tahu Farah mendekati Ridwan?"
Alisa tertegun, peristiwa itu.....
"Kamu belum lupa kan, apa yang kamu lakukan saat itu?" lantang Cheryl. Mulut Alisa terkatup rapat dengan geram, ia mencengkeramkan tinjunya sendiri hingga kukunya menyakiti kulitnya. Cheryl cukup menikmati ekspresi Alisa akibat perbuatannya. Ia menyunggingkan senyum sinis, "sebaiknya kamu berhati-hati Alisa, dengan kembalinya kamu ke sanggar....itu artinya kamu mencoba menantang aku. Dan kalau kamu tetap terus bertahan di sini....aku nggak akan berfikir dua kali untuk menghancurkanmu lagi!" serunya lalu menutup kaca mobilnya.
Menghancurkanku lagi, apa maksudnya?
"Cheryl!" seru Alisa, tapi mobil Cheryl langsung bergerak maju. "Cheryl tunggu!" panggil Alisa, sayangnya mobil itu sudah keburu menjauh darinya. Kalimat terakhir yang Cheryl lontarkan kembali mengiang di telinganya.
Aku nggak akan berfikir dua kali untuk menghancurkanmu lagi, menghancurkanmu lagi!