Danny kembali diam.
Mungkin aku pernah berkata.....bahwa aku tak pernah bisa mencintaimu, meskipun aku sudah mencobanya. Tapi aku ingin kau tahu sesuatu, saat Sarah masih hidup. Terkadang aku memikirkanmu dan aku tak pernah memberitahukannya, karena aku takut menyakitinya.
Belakangan.....terkadang kau juga membersit dalam otakku. Apa yang kau lakukan, dan dimana kau sekarang? Aku sering bertanya sendiri di dalam hati. Apakah perasaan itu sesungguhnya? Saat kita bertemu lagi, aku merasakan ada sesuatu yang aneh....dan aku tidak tahu apakah itu. Karen......, aku sangat senang kau menghadirkan Sammy dalam hidupku. Terima kasih, kau sudah menjaganya dengan baik.
Aku punya satu permintaan, yang mungkin dulu tak pernah aku minta darimu. Maukah.....kau menjadi ibu dari anak-anakku? Ibu yang sesungguhnya, Sharon membutuhkan seorang ibu dan Sammy membutuhkan seorang ayah. Ku rasa itu adil untuk mereka, aku yakin.... Sarah tidak akan keberatan.
Karen menitikan airmata.
Kau boleh menolak jika kau tak mau, tapi aku mohon....ijinkan aku....untuk tetap dekat dengan putra kita!
Danny tersenyum perih.
Mungkin ini bukan saat yang tepat meminta hal seperti ini padamu, tapi kau tahu....anak-anak bukanlah satu-satunya alasanku memintamu menikah denganku. Mungkin sebenarnya dulu...., aku menyimpan sedikit cinta untukmu. Dan aku tak pernah menyadarinya....., aku senang akhirnya kau kembali!
Soal anak-anak....., kau tidak perlu khawatir. Aku akan menemukan mereka, aku tidak akan membiarkan mereka terluka. Aku bertaruh itu padamu dengan nyawaku, aku janji. Aku akan membawa mereka pulang....., dengan utuh!
Danny terdiam, dan rekaman itu pun habis. Karen menghapus airmatanya, ada senyuman yang mengembang di wajahnya. Ia percaya Danny akan membawa Sammy dan Sharon pulang dengan selamat.
*****
Sharon membuka matanya, tubuhnya sedikit berguncang. Tangannya terikat di belakang, ia membangkitkan tubuhnya dan melihat ke sekeliling. Matanya menangkap Sammy yang masih belum sadarkan diri. Ia pun menggeser duduknya mendekati anak lelaki itu.
"Sammy, Sammy!" lirihnya menyenggol tubuh Sammy dengan tubuhnya. Seketika Sammy tersentak, ia mmebuka matanya perlahan. Kepalanya sedikit pusing karena obat bius, matanya menangkap wajah Sharon yang sedang menatapnya.
"Sharon!" desisnya, lalu juga bangkit duduk. "aku sudah menduga mereka memang mengincarmu!" lanjutnya. Ia mencoba membuka ikatannya tapi terlalu kencang hingga membuat tanganya sakit. "tapi mereka juga membawamu!" sahut Sharon. "jadi aku tidak sendiri!"