"Mau naik?"
"Naik! Oh...., nggak. Gue nggak pernah naik kuda." tolaknya.
"Gua jagain kok!"
"Tapi Xel...."
Axel mengambil pelana kuda yang ada tak jauh dari mereka dan menaruhnya di atas punggung Run, setelah terpasang dengan benar ia menuntun kuda itu keluar kandang, Jesie mengikuti. Lalu Axel menarik Jesie mendekat, "Ayo naik!"
"Xel!"
Axel memegang tangannya, agar Jesie bisa naik. Ia membantu gadis itu duduk di punggung Run. Setelah di atas Jesie malah jadi gemetaran.
"Nggak apa-apa kan?"
"Nggak apa-apa gimana, sumpah gue gemeteran nih!" serunya dengan nada takut yang jelas terlihat.
Akhirnya Axel ikut naik di belakangnya, "loe pegang tali yang kiri, gue pegang yang kanan, ok. Kakinya jangan gerak-gerak!" bisiknya. Jesie mengikuti apa yang Axel bilang. Axel bisa merasakan kalau pacarnya beneran takut di atas kuda. Lalu ia menyelipkan tangan kirinya ke perut Jesie, membuat gadis itu terperanjat. Tapi ia membiarkannya saja, mungkin biar tidak jatuh.
"Siap!" seru Axel lalu menghentakan kakinya pelan ke badan Run, kuda tua itu mulai berjalan pelan.