Jesie tersenyum lalu naik ke punggung Axel. Axel mulai mengangkatnya dan berbalik untuk naik.
"Aduh Jes, loe makan apa sih berat banget?" keluhnya.
Jesie mengeluarkan tawa kecil,
"Makan batu, udah cepetan naik!"
"Iya, bawel. Banyak omong gue turunin lagi nih!" serunya seraya naik ke atas.
Sesampainya di atas Axel mendudukan Jesie di atas tembok seperti biasa, lalu mereka berpandangan dengan posisi yang biasa pula. Keduanya selalu hanyut dalam situasi itu,
"Jes!"
"Ng?"
"Gue nggak bisa ngebayangin kalau loe nggak pernah hadir di dalam hidup gue. Mungkin...., hidup gue masih hampa dan selalu di bayangin masalalu!"
"Xel, dengan atau tanpa gue....., harusnya loe tetap bisa move on buat diri loe sendiri!"
Axel menggeleng pelan.