Liana mencoba meronta, "lepaskan aku!" tapi Rey terus menyeretnya. Ia sambil tengok kanan kiri, siapa tahu saja ia bisa menemukan kendaraan. Nicky berlari kencang ke arah mereka, "Rey!" serunya. Rey pun berhenti dan menoleh.
"Lepaskan dia!" teriak Nicky.
Rey mendorong Liana hingga terjerembat lalu ia mengeluarkan sebilah pisau dari sepatunya. Pisau yang runcing dan tajam, kemudian ia menyerang Nicky. Mereka kembali berkelahi, dan Liana hanya bisa menonton setelah berdiri. Kedua saudara itu terlihat hendak membunuh satu sama lain. Keduanya sama-sama marah dan di penuhi rasa benci. Liana panik ketika Nicky terkena sabetan pisau di pinggangnya. Rey hendak menusuknya tapi dengan sigap Nicky melepas jasnya dan menggunakannya untuk menahan serangan Rey, bahkan ia dapat membungkus tangan Rey yang berisi pisau itu lalu memutarnya hingga pisaunya jatuh. Setelah itu ia menendang perut Rey beberapa kali.
Brian berhasil menangkap Bobby dalam keadaan hidup, meski cukup lemah kondisinya sekarang, ia pun menyusul Nicky.
Rey terpental dengan tendangan Nicky, ia membalas tendangan itu dengan lebih keras hingga Nicky terjerembat ke tengah jalan. Jalanan itu cukup sepi tapi terdengar ada sebuah motor yang sedang melaju ke arah mereka. Saat motor itu sampai, Rey memukul orangnya hingga terjatuh dan langsung mengambil motornya, ia memutar arah motor itu ke arah Nicky. Liana cukup tercekat melihat hal itu. Rey menaiki motor itu dan memutar gas beberapa kali. Lalu ia segera menjalankannya dengan kecepatan tinggi. Nicky segera berdiri, tapi ia tak sempat menghindar saat motor yang di kendarai Rey melaju kencang ke arahnya karena jaraknya juga tak terlalu jauh.
Tiba-tiba sesorang menubruk dan mendorongnya, keduanya jatuh tersungkur ke pinggiran jalan. Tubuh Nicky sedikit terpental hingga ke tepi sedang Liana masih di sisi jalan. Terdengar ada suara teriakan yang keluar dari mulut wanita itu. Motor Rey sudah meluncur melewati mereka, tapi ia sempat berhenti dan menoleh ke belakang. Entah sejak kapan Liana bisa berada di sana, gerakannya cepat sekali dan sekarang wanita itu tersungkur di jalan sambil meraung karena merasakan sakit yang luar biasa di salah satu pergelangan kakinya yang terlindas motor yang di kendarai Rey. Nicky segera bangkit dan menghampiri Liana.
"Liana, Liana!" desisnya, ia memungut kepala wanita itu. Langkah kaki Brian terhenti melihat kejadian beberapa detik lalu itu. Kemudian ia pun menghampiri mereka, tangan Liana mencengkeram lengan Nicky dengan kencang untuk menahan sakit. Ia masih merintih, Nicky melirik kaki Liana yang terlihat berdarah, mungkin saja tulangnya remuk terlindas oleh ban motor besar depan dan belakang. Lalu dengan menggerutu Nicky menatap ke arah Rey. Rey segera menjalankan motornya kembali, menjauh dari sana.
"Brian, telepon ambulans. Bawa Liana ke rumah sakit!" serunya lalu berdiri dan berlari mengejar motor Rey. Ia tahu ia tak akan mampu mengejarnya dengan berlari. Rey sudah melaju cukup jauh, tapi Nicky masih berlari hingga keluar kompleks. Di sana ada beberapa tukang ojek, Nicky langsung menghampiri seseorang yang hendak membawa pelangan.
"Aku pinjam motornya!" seru Nicky,
"Apa!" sahut orang itu.
Ah, kelamaan. BUKK!