Tidak heran rasanya mendengar Yeowoo meneriaki Joonki yang hanya tersenyum menanggapinya. Chungdae sudah kabur dengan sangat cepat ke sisi ruangan yang lain dan tampaknya serius memompa balon, dia pintar sekali melarikan diri dari gunung merapi yang akan meletus.
"Tidak, aku tidak bisa serius. Tapi ada satu hal yang aku yakin aku bisa serius melakukannya."
"Apa?"
Joonki mendekat ke telinga Yeowoo dan membisikkan sesuatu yang tidak bisa didengar kami yang baru saja menaiki tangga. Tapi apapun yang dibisikkan itu, membuat wajah Yeowoo bersemu. Tunggu. Apakah mataku salah? Yeowoo baru saja tampak malu-malu?
"HA! APA ITU!" teriak Donghyun yang mendadak berlari cepat dan menunjuk Yeowoo dan Joonki.
Wajah Yeowoo menjadi semakin merah, tapi dia menghardik Donghyun, "tidak ada apa-apa."
"Tapi wajahmu memerah," ujar Hyeil sambil mendekati mereka juga.
"Apa? Wajah siapa yang merah?" tanya Chungdae yang mendadak bergabung dengan kami, "YA, WAJAHMU MERAH, YEOWOO!"
"APAKAH KALIAN MENYEMBUNYIKAN SESUATU DARI KAMI?" tanya Donghyun dengan nada curiga.
"Tidak ada..."
"Ya, memang ada. Sudahlah, kita beritau saja mereka."