Mohon tunggu...
May Lee
May Lee Mohon Tunggu... Guru - Just an ordinary woman who loves to write

Just an ordinary woman who loves to write

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Novel] You Are (Not) My Destiny [59]

3 Februari 2022   14:48 Diperbarui: 3 Februari 2022   14:51 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Siapkan pemutar musik kamu, cari lagunya dan dengarkan sementara kamu membaca bagian cerita dari novel ini.

  • RED VELVET -- See The Stars
  • ASTRO -- Should've Held On
  • Soyou & Junggigo - Some
  • Kim Jaehwan -- Some Days
  • N. FLYING -- Spring Memories
  • THE BOYZ -- Spring Snow
  • Doyoung & Sejeong -- Star Blossom
  • UP10TION -- Still with You
  • Ha Sungwoon -- Think of You
  • Bolbbalgan4 -- To My Youth

MIN DONGHYUN'S POV

"Apa yang kalian lakukan?"

Aku dan Joonki hyong tertawa. Kami benar-benar tertawa lepas dan sangat keras. Sebenarnya bukan hanya karena hal iseng yang kami lakukan lucu, tapi kami puas atas jerih payah kami sejak empat jam terakhir. Ya sebenarnya kami tidak terlalu bersusah payah, kecuali memaksa Hyeil hyong ke salon. 

Menurut Chinye, oppanya sudah tiga bulan tidak ke salon dan rambutnya mulai berantakan. Kebetulan aku dan Joonki hyong sedang bersantai hari ini, jadi kami berniat membawanya ke salon. Kami bukan hanya memaksanya potong rambut. Kami mengerjakan hal-hal lain seperti: memilihkan model rambut, menyeretnya ke optik untuk mengganti kacamatanya dengan soft lens, lalu ke toko pakaian untuk mengubah gayanya.

"Sekarang kami puas," ucapku mengacungkan kedua jempolku padanya.

Dia yang biasanya tampil seperti pria kutu buku sudah terlihat seperti model. Aku prihatin padanya. Hyeil hyong sebenarnya punya tinggi badan seperti model: 183 cm, tubuhnya juga cukup padat. Selain itu, dia sangat pintar dan jago berolahraga. Menurut Chinye, selama ini oppanya memang sudah punya sejenis fan club, tapi Chinye jujur saja tidak terlalu suka dengan penampilan oppanya yang terasa "kurang sesuatu." Jadi aku dan Joonki hyong memutuskan untuk melakukan sesuatu padanya. Dan lihatlah sekarang... Hyeil hyong terlihat sangat menawan. 

Aku tidak akan heran kalau nanti dia berjalan dengan Chungdae hyong dan Dongsun hyong, dia akan dikira model juga... well, kalau denganku sih, dia bisa dapat saingan sepadan juga.

"Aku tidak terbiasa dengan lensa kontak. Bolehkah aku memakai kacamataku lagi?"

"Tidak untuk hari ini. Ayolah hyong coba ditahan sehari," jawab Joonki hyong yang dengan lugas memberikan kartu kreditnya untuk membayar pakaian baru Hyeil hyong.

"Tapi kenapa sih kalian mendadak melakukan ini?"

"Aku hanya membantu Chinye," jawabku, "lagipula memang sudah lama aku ingin melakukan ini padamu, hyong."

"Tapi aku cukup nyaman dengan penampilan lamaku."

"Berusahalah selalu tampil maksimal, hyong. Tidak ada salahnya untuk akhirnya punya pacar kok."

"Kau kan juga belum punya pacar, Joonki."

"Aku su..."

Aku dan Hyeil hyong yang sedang kami seret keluar toko memandangi Joonki hyong.

"Maksudku, aku sekarang tidak terlalu peduli punya pacar atau tidak. Hahaha."

Aku memicingkan mataku. Apa sih yang tadi akan dikatakan Joonki hyong? Rasanya aku mendengarnya akan bicara "sudah." Ah tapi siapa sih yang mau jadi pacarnya? Hahaha. Aku tertawa garing seperti caranya tertawa. Saking puasnya aku dengan penampilan Hyeil hyong, aku mengajaknya tampil di live akun Instagram-ku ketika malam itu kami bertiga pesta daging. Aku sudah tau dengan bantuan dua temanku yang tampan, viewers kontenku akan meningkat dengan pesat. Biar saja aku mentraktir mereka, yang penting mereka juga mendatangkan keuntungan untukku.

"Donghyun, nih ada video call dari Chinye."

Aku yang sedang mengobrol dengan Bojin hyong di balik counter di Million Stars, mengambil ponselku yang diantarkan Choeun noona. Wajah Chinye tampak kurang puas.

"Donghyun!"

"Aduh kaget, jangan teriak begitu dong. Ada pacarmu nih."

"Hei Chinye."

"Ah... annyeong, oppa."

Sial, nada bicaranya langsung berubah begitu Bojin hyong menyapanya. Senyumnya juga... aku tidak tahan dengan pasangan ini.

"Ada apa sih?"

"Oh ya, ini. Lihat ini."

Chinye mengarahkan kameranya ke tumpukan kotak yang menggunung di depan gerbang rumahnya. Aku masih tidak mengerti apa maksudnya semua itu.

"Apakah itu hadiah penggemar? Sekarang kau dapat hadiah juga, Chinye?" tanya Choeun noona dari balik bahuku.

"Bukan, eonni. Ini hadiah buat Hyeil oppa. Sekarang fansnya bertambah banyak. Bagaimana ini?"

"Bukankah harusnya kita malah senang?" tanyaku sambil tertawa.

"TIDAAAAK. INI SANGAT MENGGANGGUKU."

Aku menertawakan Chinye. Memang beberapa hari yang lalu saat di kampus, aku berpapasan dengan Hyeil hyong yang tampil "maksimal" saat ke kampus. Aku melihat wanita-wanita berlarian menghampirinya, dan dia tampak malu dan sebisa mungkin menolak mereka secara halus supaya tidak menyakiti mereka. Well, aku berharap hyongku yang itu akan cepat mendapatkan pacar juga.

"Yang sabar ya, Chinye."

Kami bertiga tertawa melihat Chinye yang cemberut.

***

BAEK CHOEUN'S POV

Rencana awal kami untuk berkumpul di bulan Februari gagal, tapi akhirnya di awal bulan Maret, ketika suhu udara di musim Semi sudah mulai menghangat dan halaman Million Stars sudah dipenuhi dengan bunga yang mulai bersemi, kami akhirnya bisa berkumpul. Spesial untuk hari ini, lantai dua sudah kupersiapkan untuk pertemuan kami untuk pertama kalinya sejak satu tahun tiga bulan. Sejak jam tiga tim dekorasi kali ini yaitu Joonki, Yeowoo dan Chungdae, sudah sibuk. Sebenarnya hanya Yeowoo yang benar-benar sibuk, dan sisa waktunya dia banyak membentak Joonki dan Chungdae yang tidak membantunya dengan serius. Sebenarnya nama mereka keluar karena hasil undian. Aku jadi merasa kasian pada Yeowoo, tapi mereka sebaiknya tidak membuat Yeowoo mengamuk. Dongsun akan bergabung sebelum makan malam, dia sedang menjalani pemotretan. Donghyun akan datang setelah menjemput Eunyul eonni, Hyeil dan Chinye (tunanganku itu baru membeli mobil). Youngkyong sedang dalam perjalanan dari lokasi syutingnya. Bojin sedang sibuk di dapur dan aku membantunya.

"Apa yang lainnya sudah datang?"

Aku cepat-cepat berlari keluar dari dapur begitu mendengar suara Donghyun. Donghyun masuk dan tersenyum sambil melambai padaku. Di belakangnya masuk Chinye, disusul Eunyul eonni dan Hyeil. Aku sudah memeluk lengan Donghyun dan dia mengelus puncak kepalaku.

"Noona."

Aku tersenyum semakin lebar mendengarnya memanggilku.

"Ya ampun... tampan sekali."

Aku sudah terbiasa mendengar kata-kata itu. Para pengunjung kafeku sebagian besar adalah gadis-gadis yang mendapat kabar bahwa Million Stars dipenuhi pria tampan dan bahkan selebritas. Aku tak perlu membayar Dongsun, Donghyun, Chungdae dan Youngkyong untuk menjadi brand ambassador cafeku (Youngkyong bahkan serius mempertimbangkan Million Stars sebagai satu-satunya caf yang dipromosikannya dan dia menolak caf apapun lagi yang berencana mengontraknya). Dan kehadiran Donghyun dan Hyeil jelas membuat gadis-gadis itu kekurangan oksigen. Donghyun tersenyum kepada mereka, sementara Hyeil membungkukkan badannya sedikit sambil tersenyum juga, membuat keadaan semakin runyam.

"Biar aku saja yang bawa ke atas!"

Hyeil dengan sigap mengambil nampan yang tampaknya sangat berat dari tangan Sangyoo-ssi.

"Ah... terima kasih... Hyeil-ssi..."

"Semuanya sudah di atas?" tanya Eunyul eonni yang mulai menaiki tangga.

"Kita hanya perlu menunggu Dongsun dan Youngkyong."

"Oh ya benar... Dongsun sebentar lagi selesai, katanya."

"Aku sudah lapar. Sebaiknya hyong cepat datang."

"KAU BISA SERIUS TIDAK?"

Where did you come from?

That me long for you like this?

If you can always stay by my side

I would be so happy

More than any star, more than the sun

You shine more precious than anything else

Do you feel the same? Do you like me?

If so, please tell me

What if you don't feel the same?

With a worried heart

I stay up all night, waiting for your call

You don't know how anxious I am

(RED VELVET -- See The Stars)

Tidak heran rasanya mendengar Yeowoo meneriaki Joonki yang hanya tersenyum menanggapinya. Chungdae sudah kabur dengan sangat cepat ke sisi ruangan yang lain dan tampaknya serius memompa balon, dia pintar sekali melarikan diri dari gunung merapi yang akan meletus.

"Tidak, aku tidak bisa serius. Tapi ada satu hal yang aku yakin aku bisa serius melakukannya."

"Apa?"

Joonki mendekat ke telinga Yeowoo dan membisikkan sesuatu yang tidak bisa didengar kami yang baru saja menaiki tangga. Tapi apapun yang dibisikkan itu, membuat wajah Yeowoo bersemu. Tunggu. Apakah mataku salah? Yeowoo baru saja tampak malu-malu?

"HA! APA ITU!" teriak Donghyun yang mendadak berlari cepat dan menunjuk Yeowoo dan Joonki.

Wajah Yeowoo menjadi semakin merah, tapi dia menghardik Donghyun, "tidak ada apa-apa."

"Tapi wajahmu memerah," ujar Hyeil sambil mendekati mereka juga.

"Apa? Wajah siapa yang merah?" tanya Chungdae yang mendadak bergabung dengan kami, "YA, WAJAHMU MERAH, YEOWOO!"

"APAKAH KALIAN MENYEMBUNYIKAN SESUATU DARI KAMI?" tanya Donghyun dengan nada curiga.

"Tidak ada..."

"Ya, memang ada. Sudahlah, kita beritau saja mereka."

"APA? CEPAT KATAKAN," tuntut Chungdae.

Tunggu, apakah mereka... mataku terbelalak ketika melihat Joonki menggandeng tangan Yeowoo dan menggenggamnya.

"Kami berpacaran."

"APA KATA KALIAN?" teriak Donghyun keras.

"SUDAH BERAPA LAMA?" tanya Chungdae lebih keras lagi.

"Aku tidak percaya. Apa aku salah dengar?" tanya Chinye sambil mengedipkan matanya beberapa kali.

"Wah, selamat ya," ujar Bojin sambil menepuk bahu Joonki.

"Apa kau yakin akhirnya kau memilihnya menjadi pacarmu?" tanya Eunyul eonni pada Yeowoo, "bukannya kau bilang dia bodoh dan lemah?"

"Siapa yang memilih siapa jadi pacar?"

"HAI SEMUANYA!"

Perhatian kami teralih oleh kedatangan Dongsun dan Youngkyong: Dongsun tampak sedikit lelah tapi dia tersenyum dan tampak bingung pada saat yang bersamaan; sedangkan Youngkyong yang makeup-nya agak terhapus tapi masih tampak cantik, melambai ceria pada kami.

"Joonki dan Yeowoo pacaran," jelasku santai.

"WOW BERITA APA INI?" tanya Dongsun yang sama hebohnya dengan kedua adiknya, berjalan mendekati Eunyul eonni dan memeluknya pada lehernya.

"Yah... dia memang bodoh dan lemah. Kurasa aku ditakdirkan untuk melindunginya," jawab Yeowoo yang disambut teriakan Donghyun dan Chungdae.

"KALIAN BENAR-BENAR PACARAN? WAH INI GILA," seru Youngkyong yang sepertinya baru mengerti keadaan yang terjadi.

"Yah aku juga tidak masalah sih dipukuli Yeowoo," ujar Joonki, "kan dia memukuliku dengan cinta."

"OIIIIIIIII AKU GELI MENDENGAR KALIAN YANG SEPERTI INI," protes Chungdae keras.

Aku tertawa. Aku bahagia sekali. Aku berharap kebahagiaan ini bisa bertahan lama. Dan rasanya aku bisa melihat apa yang akan terjadi di masa depan ketika kami berkumpul lagi. Mungkin beberapa dari kami sudah menikah dan punya anak-anak... pertemuan kami pasti akan sangat ramai. Aku juga bisa melihat bayangan keluarga kecilku dan Donghyun. Inikah yang disebut semua orang dengan happy ending? And Prince Donghyun and Princess Choeun will live happily ever after.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun