Aku memandang Hiah-ssi yang tertawa dengan pandangan heran.
"Begini ya, siapa yang tidak tau MDHyun-ssi? Kau lihat tidak, berapa banyak viewers video saat aku mewawancaraimu? Bahkan ada beberapa followers-ku yang bertanya tentangmu dan yah... kubilang aku sudah bertemu denganmu beberapa kali," jelas Hiah-ssi, "kau sangat berbakat. Kau bisa bermain basket, sepakbola dan ski dengan baik, bisa bernyanyi dengan baik, seorang calon dokter hewan yang sangat menyayangi anjing, suka melakukan kegiatan sosial, kreatif dalam membuat konten, mengisi beberapa endorsement, dan kau... tampan. Mengapa kau merasa rendah diri?"
Aku tak percaya pada apa yang kudengar. Apakah aku seperti itu di mata orang lain?
"Dan lagipula yang boleh menilai apakah kau pantas bersama pacarmu, bukan orang lain, tapi hanya pacarmu. Apakah kau pernah tanya pada pacarmu, apakah kau pantas bersamanya? Bahkan aku tau jawabannya," lanjut Hiah-ssi, "kalau kau tak pantas bersamanya, mana mungkin kalian bahkan berpacaran sekarang."
Apakah jawaban dari semua keraguanku sesederhana yang dikatakan Hiah-ssi?
"Donghyun, ayo kita pemanasan dulu," ajak Chungdae hyong.
Aku melihat kesana kemari. Sebelah lapangan basket sudah diisi dengan pemain dari tim lawan, sedangkan Dongsun hyong dan Hyeil hyong sudah di lapangan sebelahnya, merenggangkan badan mereka. Chungdae hyong menungguiku di pinggir lapangan sambil memegang bola.
"Kemana Choeun noona?"
"Kenapa kau mencariku? Aku baru saja mengambilkan minum untuk kalian."
Aku berlarian membantu Choeun noona yang mengangkat dua kantong besar berisi minuman.
"Lain kali aku saja yang angkat barang berat begini noona."