Siapkan pemutar musik kamu, cari lagunya dan dengarkan sementara kamu membaca bagian cerita dari novel ini.
Song list:
1. DGNA -- Lucky Man
2. Yoo Seonho -- Maybe Spring
3. STRAY KIDS -- Neverending Story
4. Eric Nam & CHEEZE -- Perhaps Love
5. Rainbow -- Pretend
6. GB9 -- Propose
7. Wang Leehom -- The First Morning
8. Moon Junyoung & Park Sangjun -- Too Late
9. WANNA ONE -- Wanna
10. ASTRO -- You're My World
HEO CHUNGDAE'S POV
Chungdae maafkan aku.
Mungkin untuk sementara ini kita sebaiknya tidak bertemu.
Noona, mengapa
Maaf aku belum bisa memberitau alasannya padamu.
Ketika tiba waktunya aku akan memberitaukannya.
Nikmatilah waktu liburan musim panasmu.
Bagaimana aku bisa menikmati liburanku? Aku sekarang berdiri tak jauh dari apartemen Choeun noona dan membaca pesan yang dia kirimkan padaku melalui Instagram semalam. Aku telat mengikutinya pulang dari sekolah ke apartemennya, aku baru bisa sampai disini jam 7 malam, dan dari bawah sini, aku bisa melihat lampu dari apartemennya menyala. Aku tidak mengerti kenapa dia tak ingin bertemu denganku. Bukankah kita sudah berbaikan kemarin? Apa aku berbuat salah? Lalu secara otomatis aku bersandar ke tembok ke bawah keremangan ketika aku melihat seseorang keluar dari gedung apartemen: itu Donghyun. Apakah dia alasannya? Apakah Choeun noona lebih memilih Donghyun daripada aku? Tapi mengapa dia tak jujur saja? Aku tak yakin dia akan memilih Donghyun. Aku bisa merasakannya bahwa dia jatuh cinta padaku. Pasti semua ini salah. Ada sesuatu yang tidak kumengerti. Setelah Donghyun berlalu, aku berjalan ke arah gedung apartemen Choeun noona dan mendongak ke atas. Aku ingin naik, aku ingin menemuinya, aku ingin bertanya langsung padanya. Jangan membuatku bingung begini, noona.
"Siapa itu?"
Aku melihat ada orang yang berlari menjauhi apartemen. Apakah itu si penguntit? Aku mengejar sosok itu dengan cepat. Siapapun dia yang berlari cukup cepat itu, tidak secepat aku, tentu saja. Ternyata sosok itu perempuan berambut panjang, rambutnya diikat ekor kuda dan berkibar ketika dia berlari. Kutarik ujung kaosnya dan kutahan badannya sebelum dia sempat terjatuh.
"AAAAH!"
"Youngkyong?"
Aku membantunya berdiri dengan benar kembali. Syukurlah aku tidak menariknya sampai terjatuh tadi.
"Apa yang kau lakukan disini malam-malam?" tanyaku bingung.
Dia terlihat pucat dan aku menyadari dia memegang kamera di tangannya. Aku merebut kamera itu dan mengamati isinya. Aku terkejut melihat apa saja yang dia foto dengan kamera itu: kencanku dengan Choeun noona, beberapa foto saat aku mengantarnya pulang, beberapa foto saat aku bersama dengannya di sekolah, dan yang terakhir adalah foto saat tadi aku berdiri di bawah gedung apartemennya.
"Untuk apa kau memotret semua ini?"
Dia masih tak menjawabku dan mendadak itu membuatku marah.
"MENGAPA KAU MENGUNTIT KAMI DAN MEMOTRET SEMUA INI?"
"KARENA AKU MENCINTAIMU! AKU MENYADARI BETAPA KESEPIANNYA AKU TANPAMU DAN AKU MENYADARI AKU TERNYATA MENCINTAIMU!"
Aku mundur selangkah ketika aku mendengarnya balas berteriak dan menangis.
"APA YANG MEMBUAT MISS BAEK LEBIH BAIK DARIPADA AKU?" tanya Youngkyong terdengar marah, "AKU LEBIH CANTIK DAN LEBIH MUDA DARI DIA! AKU MENGENALMU LEBIH BAIK DARIPADA DIA!"
"Youngkyong..."
"AKU BENCI PADANYA KARENA MEREBUT KAU DARI AKU!"
"Dan bagaimana dengan perasaanku? Ketika aku jatuh cinta padamu, yang ada di hati dan matamu saat itu adalah Dongsun?"
Youngkyong membelalakkan matanya dan aku tertawa sinis.
"Kau pikir aku tidak tau? Apakah aku pilihan kedua setelah Dongsun? Apa yang sebenarnya kau inginkan dari kami?" tanyaku saat aku kembali teringat pada kenangan Valentine's Day.
"Itu... aku..."
"Maaf, Youngkyong. Benar memang aku pernah jatuh cinta padamu, tapi perasaan itu sudah jauh menguap. Sekarang aku hanya mencintai miss Baek."
Aku membalikkan badanku dan menggenggam erat kamera itu. Pikiranku sangat kacau dan aku tak tau siapa yang harus kutemui dulu setelah ini. Kudengar isak tangis Youngkyong dan itu menyakitkan hatiku juga. Aku membalikkan badanku dan memandang sosoknya.
"Dengarkan aku, Youngkyong. Jangan pernah bandingkan dirimu dengannya. Aku tidak jatuh cinta padamu atau padanya karena alasan yang kau sebutkan tadi. Aku hanya jatuh cinta pada Baek Choeun karena tidak pernah ada yang pernah membuat perasaanku begini sebelumnya. Semua ini hanya karena dia Baek Choeun."
Aku membalikkan badan dan meninggalkan Youngkyong. Aku harus tau akar dari semua permasalahan ini. Ada seseorang yang muncul di benakku dan aku harus menemuinya sekarang.
***
HEO CHUNGDAE'S POV
"Apa-apaan Heo Chungdae? Bantuan apa lagi yang kau harapkan dariku?"
Miss Hwan baru saja duduk di hadapanku. Dia menguap sekali. Ketika dalam perjalanan menuju coffee shop yang letaknya tak jauh dari apartemennya, aku mengirimkan pesan Instagram padanya untuk menemuiku tanpa sepengetahuan Choeun noona. Untungnya dia setuju untuk keluar meski sekarang sudah jam 9 malam.
"Miss, apa kau tau tentang ini?"
"Huh? Apa ini?"
Meski tampak bingung, miss Hwan menerima kamera yang kuambil dari Youngkyong tadi. Lama-lama matanya terbuka lebar dan dia tak tampak mengantuk lagi. Dia mengecek file foto satu persatu.
"Jadi siapa yang melakukan semua ini? Apakah kau melihat pelakunya?" tanyanya, matanya masih tertuju pada kamera.
"Jadi miss tau tentang ini?"
"Jujur sebenarnya aku juga baru tau. Choeun menceritakannya padaku. Beberapa hari yang lalu dia dipanggil... ups!"
"Ya? Dipanggil siapa?"
Miss Hwan tampak terkejut dan mengembalikan kamera ke tanganku dan berdiri, "tidak, aku tak tau apa-apa."
"Aku tau miss tau sesuatu!"
"Maaf, aku tak tau."
Aku menarik lengannya ketika dia akan beranjak dari kursi.
"Bantu aku memecahkan misteri ini!"
"Kubilang aku tak tau apa-apa!"
Keadaan genting mereda selama sepuluh menit terakhir. Aku berhasil menahan miss Hwan tetap duduk di kursinya. Bedanya, sekarang meja kami penuh. Aku memesan tiga menu kue dan masing-masing segelas kopi untuk kami. Aku mendorong piring-piring penuh kue itu ke hadapan miss Hwan dan aku lega ketika dia memasukkan sepotong macaron ke mulutnya.
"Nah, sekarang bersedia menceritakan segalanya padaku?" tanyaku dengan nada membujuk dan sambil tersenyum.
"Janji tidak akan menceritakan apapun pada Choeun?"
"Baik, aku janji."
"Jadi Choeun dipanggil Noh Saem minggu lalu. Dan ternyata dia menunjukkan foto-foto kalian, kurasa persis seperti foto yang ada di kamera ini. Lalu ada juga surat penawaran beasiswa untukmu dari universitas."
"Kurasa dia mengancam miss Baek dengan itu?" tebakku.
"Ya benar. Kali ini dia mengancam tidak akan memberikanmu rekomendasi itu jika Choeun masih dekat denganmu," jawab miss Hwan sambil memasukkan sepotong besar kue ke mulutnya, "ngomong-ngomong dari mana kau dapatkan kamera ini?"
Butuh semenit bagiku untuk mengerti apa yang ditanyakan miss Hwan dengan mulut yang penuh itu.
"Dari Youngkyong."
Dia terbatuk keras dan aku mengambilkan gelas kopi ke tangannya. Dia cepat-cepat minum dan menelannya dengan bunyi yang mengerikan.
"Suk Youngkyong? Maksudmu selama ini yang menguntit kalian, yang menguntit Choeun dan mengirimkan segala macamnya itu adalah Youngkyong?"
"Untuk yang kedua, bisa jadi. Tapi yang jelas, foto ini berasal dari Youngkyong."
"Aku tak menyangka dia berani melakukan itu," ujarnya kaget, "karena dia mencintaimu?"
"Dari mana miss tau soal itu?"
"Oh ayolah, aku pernah melihat sorot matanya ketika memandangimu atau Dongsun."
Terjadi keheningan sesaat di antara kami.
"Jadi apa yang akan kau lakukan?"
"Kurasa Youngkyong tak akan berani melakukan apapun lagi setelah ini. Tapi lebih baik aku akan terus mengikuti miss Baek dan memastikan keamanannya," ucapku perlahan sambil berpikir keras.
"Jangan beritau Choeun apapun oke?"
"Ya, tenang saja miss Hwan."
Rasanya aku tau hal pertama apa yang harus kulakukan. Ini sudah sangat keterlaluan.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H