"Dan tidak mungkin Wookie tidak mencintaimu. Dia begitu sayang padamu, sampai apa-apa saja mendahulukanmu dulu," tukas Sungminnie.
"Jadi alasannya bisa apa dong, oppadeul? Huaaaa... mana ada orang pacaran setahun lebih tapi tidak pernah ciuman lebih dari sekali!" kata Yifang, sepertinya nyaris menangis.
"Ng..." gumam Leeteuk hyung tidak jelas.
Pasti mereka tidak bisa menjawab. Urusan seperti ini harusnya ditanyakan langsung sama pelakunya. Aneh-aneh saja si Wookie. Biar aku yang mengadilinya nanti. Masa dia membuat Yifang bersedih seperti itu? Les malam itu juga berlangsung tanpa ada kemajuan yang berarti dariku. Aku iri sekali melihat Kyu yang proses belajarnya paling cepat, otaknya memang encer. Akhirnya, malam tiba ketika kami bersiap untuk tidur. Wookie masuk ke kamar ketika aku sedang main game di laptopku.
"Oi, Wookie. Ada yang mau kubicarakan denganmu," ucapku.
Wookie duduk di ranjangku dan memandangku dengan tampang bingung. Aku langsung saja duduk di sebelahnya dan merangkulnya.
"Kau mencintai Yifang atau tidak? Kalau tidak, dia untukku saja."
Wookie langsung bereaksi, ekspresinya menjadi keras.
"Tentu saja aku mencintainya, hyung," ujarnya kukuh.
"Tapi kau tidak pernah menciumnya!"
"Pernah kok."