"Kasih saja kucing itu makan, Tante, biar tidak mencuri lagi!" usul Viora dengan polosnya.
"Enak saja!" Tante Viora merengut. la jadi nampak lucu sekali. Dagunya yang gemuk berlipat-lipat. "Memangnya kucing siapa dia?!"
Kucing siapa? Viora tertegun. Dalam benak gadis kecil itu tak terbayang pemilik kucing yang selalu membuat ulah itu. Kalau tidak berhasil mencuri di tempat Tante Viora, pasti ia beroperasi di rumah sebelah lagi.
"Punya siapa, Tante?" tanya Viora cepat-cepat sebelum Tante Viora berlalu.
"Tidak tahu. Kucing liar mungkin," jawab Tante Viora sambil membalikkan badan.
Namun, kemudian dia berbalik lagi. Lalu menjulurkan kepalanya melewati pagar.
"Viora," panggilnya. "Kenapa tidak main ke rumah Tante? Ayo, anak manis, kok tahan sendirian di rumah! Molly belakangan ini kesepian tidak ketemu Viora," kata Tante Viora
Viora menggeleng. Lalu menutup jendela cepat-cepat sebelum tante yang gemuk itu mendesaknya bermain ke situ.
Rupanya Tante Viora tidak tahu bahwa Viora lagi marah pada Molly, anjingnya itu. Viora sebal Molly mau seenaknya saja. Kalau ia lagi ingin main, Viora dikejar-kejarnya. Coba kalau lagi malas, Molly tidak memperdulikannya! Lebih baik bermain dengan si Putih saja! gerutu Viora dalam hati. Si Putih...
Komplikasi:
"Ngeong... Ngeong...." Terdengar suara kucing. Viora segera berlari ke luar.