“Jauhari” suara Suro dento pelan dalam.
“Dalem kangmas” jauhari menyahut.
“Setahuku, proyek bojonegoro, kamulah yang membawa” Suro dento berkata dengan nada serius.
“Benar kangmas” Jawab Jauhari takzim.
“Siapa pelanggan kita” Tanya Suro Dento lagi.
Jauhari, menahan nafas, melepaskannya pelan. Ia tidak terlalu memperhatikan, karena menganggap proyek bojonegoro bukan hal besar. Namun kini, Jauhari menyadari inilah awal dari malapetaka yang menimpa golok terbang, pikirannya melayang mengurut kembali peristiwa demi peristiwa. Dia lah yang mengatur eksekusi proyek, mengirim tiga utusan dari tataran rendah, karena beranggapan itu pekerjaan mudah. Suro Dento sendiri, tidak menganggap itu hal penting sehingga menyetujui usulan Jauhari
“Saya menerima dari seorang penghubung kangmas” Jauhari menjawab.
“Hmm… “ Suro Dento menghela nafas “apakah dia masih bisa dikontak?” lanjutnya pula.
“Masih kangmas, dia bahkan tidak membayar sisa tagihan karena kita dianggap gagal”
“Kontak dia, minta dia datang ke mari” pungkas Suro Dento. Jauhari mengangguk, melangkah keluar dan melakukan sambungan telepon.
Bersamsung ...
#010
Catatan : Tulisan berikut ini seluruhnya FIKTIF, sebuah FIKSI kreasi Penulis. Persamaan Nama, Peristiwa, Tempat tidak lebih hanya sebagai bingkai cerita. Tidak ada maksud dan tujuan untuk mendiskreditkan siapapun atau pihak manapun, segala usul, saran, kritik, keberatan agar menghubungi penulis. Penerbit tidak bertanggung jawab atas Isi tulisan. Selamat menikmati
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H