Berdasarkan pengaturan tersebut, maka kemenangan yang bisa diraih langsung dalam satu putaran adalah jika terdapat hanya 2 pasangan calon yang berkontesasi.Â
Jika lebih dari 2 paslon (meski hanya 3 paslon misalnya) maka kemenangan dengan satu putaran agak rawan karena total suara akan tersebar ke lebih banyak pasangan calon. Inilah yang sedang dan akan dihadapi ketiga paslon dalam Pilgub Jakarta.
Dalam konteks Pilgub Jakarta 2024, dengan merujuk beberapa hasil survei diatas potensi terjadinya dua putaran cukup terbuka. Karena hasil sigi dua pasangan kandidat, angka elektabilitas Pramono-Rano dan Kamil-Suswono, relatif tidak terpaut jauh. Dan potensi dinamis saling kejar dan saling salip kedua pasangan ini nampaknya juga akan sangat ketat, tidak akan beranjak atau melenceng jauh dari hasil survei.
Sementara itu pasangan calon satunya lagi yang tidak diunggulkan, Dharma Kun, menurut hasil survei tadi juga memperoleh suara. Ini jelas turut memengaruhi potensi terbukanya dua putaran Pilgub Jakarta. Let's say, Dharma-Kun bisa meraih suara 5% saja.
Ini artinya sudah mengurangi sebaran suara yang bisa diraih oleh salah satu dari dua paslon kuat tadi. Apalagi jika raihan suara Dharma-Kun lebih besar lagi.
Tesis sederhananya, semakin besar perolehan suara Dharma-Kun maka semakin besar pula peluang terjadinya Pilgub Jakarta dua putaran. Karena dengan demikian sebaran suara menjadi lebih melebar. Tentu dengan satu catatan tadi, bahwa pergerakan atau pergeseran suara Pramono-Rano dan Kamil-Suswono konstan dan tidak beranjak jauh dari hasil rurvei LSI maupun Litbang Kompas.
Lantas pasangan calon mana yang memiliki potensi lebih besar untuk memenangi kontestasi jika Pilgub Jakarta berlangsung dua putaran?
Faktor-faktor KemenanganÂ
Ada sejumlah faktor yang bisa menjadi "kunci" kemenangan baik bagi Pramono-Rano maupun Kamil-Suswono.
Pertama adalah pemilih dari basis suara partai politik pengusung paslon. Berdasarkan hasil survei Litbang Kompas, pemilih PDIP cukup solid akan memberikan suaranya kepada Pramono-Rano, yakni sebanyak 65.8%.Â
Sementara trend sebaliknya terjadi pada PKS. Pemilih partai ini hanya 36.6% yang menyatakan mendukung Kamil-Suswono. Pada faktor ini, Pramono-Rano unggul secara komparatitf.