Kedua, tebarkan "virus ancaman" sedini mungkin melalui pendidikan politik dan peningkatan kesadaran kritis elektoral, sejak sekarang jika perlu. Bahwa jika akhirnya kotak kosong lolos menjadi "peserta" Pilkada, kotak kosong inilah yang kelak akan dipilih oleh masyarakat. Biar para elit partai sadar, bahwa pemilih adalah pemilik sejati kedaulatan.
Siapa yang harus bergerak melakukan kedua langkah itu? Tentu saja masyarakat, setidaknya para pemilih cerdas dan kritis di setiap daerah yang potensial bakal disuguhi lawakan calon tunggal!
Artikel terkait:Â Kandidasi Pilgub Banten (1): Anomali Politik dan Politik Kartel
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H