Mohon tunggu...
Agus Sutisna
Agus Sutisna Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer I Researcher IInstagram : @kiagussutisna

Dosen | Pegiat Sosial | Menulis berharap ridho Allah dan manfaat bagi sesama I Nominee Kompasiana Award 2024 - Best in Opinion

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Debat Pilpres Kelima: Janji Anies Menghadirkan Negara Welas Asih

5 Februari 2024   13:59 Diperbarui: 5 Februari 2024   17:31 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Capres nomor urut 1, Anies Baswedan saat membuka debat capres dengan bahasa isyarat, Minggu (4/2/2024). (Dok. KPU via kompas.com)

Anies merespon dengan tebaran senyum, dan kalimat yang tak terlalu panjang namun menghunjam. Menurut Anies, inti dari penyaluran bansos adalah memberi bantuan untuk penerima manfaat sesuai dengan kebutuhanya, bukan untuk si pemberi. Respon ini dilengkapi dengan narasi:

"Kalau penerima butuh bulan ini ya diberi bulan ini, kalau butuh tiga bulan lagi ya tiga bulan lagi. Tidak bisa dirapel semua dijadikan sesuai kebutuhan. Itu yang disebut bansos tanpa pamrih." 

Negara Welas Asih, Rahman dan Rahim

Terakhir, kembali Anies menunjukkan bukan saja kepiawaian menata kata dan (kini) merumuskan gagasan-gagasannya. Tetapi juga menunjukan soliditas, fokus dan konsistensi gagasan-gagasan visionernya hingga akhir debat.

Fakta itu bisa dicermati ulang dalam narasi penutup, closing statementnya. Sebelum mengakhiri debat, Anies kembali menegaskan isu-isu ketimpangan dan ketidakadilan, yang menjadikan negara seakan hadir tanpa belas kasih kepada rakyatnya yang papa dan terpinggirkan.

Karena itu Anies berjanji akan mengakhiri kecenderungan negara yang berdagang dengan rakyatnya, negara yang pelit pada rakyatnya. Sebaliknya, ia berkomitmen mengubah keadaan, menjadikan negara yang hadir dengan perasaan yang halus, yang rahman dan rahim, yang . Inilah pesan penutup rangkaian debatnya.

"Karena itu pesan yang kami bawa adalah pesan negara yang menyayangi, negara yang welas asih, dan negara yang membereskan soal ketimpangan, negara yang membereskan soal ketidakadilan. Membesarkan yang kecil, tanpa mengecilkan yang besar. Menguatkan yang lemah tanpa melemahkan yang kuat. Mari Katong lakukan Perubahan."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun