Mohon tunggu...
Agus Sutisna
Agus Sutisna Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer I Researcher IInstagram : @kiagussutisna

Dosen | Pegiat Sosial | Menulis berharap ridho Allah dan manfaat bagi sesama I Nominee Kompasiana Award 2024 - Best in Opinion

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Debat Pilpres Kelima: Janji Anies Menghadirkan Negara Welas Asih

5 Februari 2024   13:59 Diperbarui: 5 Februari 2024   17:31 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Capres nomor urut 1, Anies Baswedan saat membuka debat capres dengan bahasa isyarat, Minggu (4/2/2024). (Dok. KPU via kompas.com)

Arahnya lugas, Anies-Gus Muhaimin menawarkan dan mengajak rakyat untuk mengubah "arah kiblat" berbagai garis kebijakan dan program pemerintahan Jokowi yang selama ini dinilainya banyak yang melenceng, jauh dari cita-cita pendirian negara ini.

"Arah kiblat" yang dimaksud tidak lain adalah rakyat. Semua garis kebijakan dan program pemerintah wajib berorientasi pada kepentingan seluruh rakyat, pada kebutuhan semua rakyat. Ironinya arah kiblat itu selama ini lebih memihak kepentingan sekelompok orang dan segelintir oligarkh.

Bereskan Ketimpangan dan Ketidakadilan

Akibat salah arah kiblat itu ketimpangan dan ketidakdilan kini mewarnai kondisi kehidupan bangsa. Demikian Anies membuka paparan debat semalam, jelas dan lugas tanpa perlu membuat lawan debatnya panas kuping karena faktanya memang demikian. Berikut ini narasinya.

"...persoalan terbesar bangsa kita hari ini, republik kita hari ini adalah ketimpangan, ketidaksetaraan, ketidakadilan. Ketimpangan antara Jakarta dan luar Jakarta, Jawa luar Jawa, kaya miskin, desa kota, pendidikan umum pendidikan agama, pendidikan kejuruan dan pendidikan teknis. Ini semua adalah ketimpangan yang hari ini menjadi fenomena membayahakan bagi republik ini. Bahkan di bidang perekonomian, segelintir orang menguasai sebagian besar perekonomian kita."  

Masih dalam konteks isu besar ketimpangan dan ketidakadilan sebagai dampak dari arah kiblat yang keliru, Anies kemudian mengingatkan kita semua pada sejarah pendirian republik ini. 

The founding fathers, 60 orang anggota BPUPKI mendirikan republik ini untuk semua orang, bukan untuk kepentingan dirinya, golongannya atau keluarganya. Kekuasaan yang dibangun untuk memberikan kesempatan kepada semuanya.

Dalam pandangan Anies, sekarang kita jauh dari cita-cita ini. Dan Anies bersama Cak Imin hadir untuk mengembalikan cita-cita para pendiri republik, menghadirkan kesetaraan dan keadilan untuk seluruh rakyat.

Wujudkan Bangsa yang Sehat, 

Cerdas, Sejahtera, Berbudaya dan Bersatu 

Dalam artikel kemarin di #Kompasiana, "Anies Baswedan dan Kepemimpinan Profetik", saya menulis, bahwa Anies piawai menata kata yang bukan sekedar "menata kata biasa".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun