“Ya, karena saya juga tidak tahu apa kah memang ini yang sebenarnya terjadi di dalam diri kita atau tidak. Yang jelas, inilah ‘buku manual’ yang coba disusun oleh NLP. Lebih spesifiknya, ini adalah pemahaman seorang Teddi terhadap ‘buku manual’ yang disusun oleh NLP. Tapi, yang paling tahu kebenarannya ya hanya Sang Pencipta lah. Karena itulah, para penggagas NLP selalu melakukan perbaikan di sana sini. Evolusi belum selesai. NLP yang sekarang beda dengan yang dulu. Bisa jadi juga beda dengan yang akan datang. Tapi, sementara ini, ya seperti inilah NLP.”
“Hmm…OK deh Pak kalau begitu.”
Nah, rekan-rekan NLPers pembaca yang budiman. Saya tidak tahu apakah Anda setuju atau tidak. Namun yang pasti saya baru benar-benar memahami sesuatu ketika ia telah saya praktikkan sendiri. Sebuah bacaan adalah stimulus bagi saya untuk mengalami dan menemukan kunci-kunci rahasianya. Maka jika Anda setuju, mengapa tidak Anda mempraktikkan saja latihan yang saya lakukan bersama seorang rekan di atas? Mari kita eksplorasi program yang kita miliki untuk memunculkan kondisi bahagia, syukur, pembelajaran yang mudah, dan…apa saya yang Anda inginkan.
Dan, agar pembelajaran yang Anda lakukan itu segera terinternalisasi dan memunculkan pembelajaran baru, Anda boleh menuliskan komentar Anda di bawah artikel ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI