Mohon tunggu...
Abdul Adzim Irsad
Abdul Adzim Irsad Mohon Tunggu... Dosen - Mengajar di Universitas Negeri Malang

Menulis itu menyenangkan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kewalian Mbah Maimun Zubair

6 Agustus 2019   13:03 Diperbarui: 6 Agustus 2019   13:16 1644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengan sarapan pecel khas Sarang. Ratusan tamu bisa menikmati sarapan dikediaman Sang Kyai Mbah Maemun Zubair. Semua yang di suguhkan, saya habiskan semua, karena ingin memperoleh berkahnya.

Pagi itu beliau ceramah dengan topik menarik yaitu "Masuknya Islam di Nusantara". Beliau memberikan percerahan bahwa masuknya islam di nusantara itu bawa langsung oleh Sayyid (keturunan Rasulullah SAW), sedangkan namun yang meramaikan islam di Indonesia adalah orang Jawa.

Beliau menyampaikan "semua wali songo adalah seorang Sayyid, kecuali sunan Kalijaga dan sunan Muria. Namun, Sunan Ampel justru menjadikan Raden Fatah yang bukan durriyah Rasulullah SAW sebagai menantunya. Dari situlah Islam Nusantara membumi.

Semua cermah Sang Kyai saya rekam debgan durasi 51 menit. Begitu juga dengan ceramah seorang mufti Australia yang keturunan Arab. Bahkan, Mbah Maemun membagikan uang kepada tamu itu. Kemudian Mbah Maenun mengatakan "uang ini sebagai tanda hubungan mahabbah".

Beruntung tinggal di Indonesia. Mufti Australia itu berkata "dari dalam perut bumi banyak para wali, begitu juga di atas bumi. Indonesia, khususnya di Jawa merupakan tanah para waliyullah".

Setelah semua selesai. Saya memberanikan diri ijin. Rupanya, beliau sangat senang ketika saya cerita dengan menggunakan bahasa Arab tentang nama-nama santrinya dan keponakannya.

Ketiau bertanya "dari mana? Saya menjawab "saya dari Malang, dulu pernah di Makkah". Beliau "di Makkah di mana? Saya menjawab "saya kuliah di Umm Alqura dan ngaji di Sayyid Muhammad"? beliau senyum sambal berkata "alhamdulillah". Kemudian beliau meledeka "kalau saya tidak kuliah" sambil tersenyum.

Kalau ini aku benar-bebar bahagia. Bisa mencium tangannya berkali-kali. Juga mencium keningnya. Doanya sangat penting. Dan yang terpenting adalah tangan beliau pernah bersentuhan dengan tangan Sayyid Ahmad, Sayyid Muhammad, Sayyid Alawi, Syekh Muhammad Yasin Alfadani, Syekh Turmusi, Sayed Abu Bakar Shata, Sayyid Zaini Dahlan Juga pendiri NU Hadratusyekh Muhammad Hasyim Asaary.

Sebagai orang awam, saya sangat Bahagia, bisa sholat jamaah subuh di Musolla, bisa makan, bisa mencium tangan dan kening, dan juga mendapat keberkahan doanya. Saya yakin, beliau itu adalah kekasih Allah SAW (waliyullah).

Namanya kekasih, sudah pasti sangat dekat dengan Allah SWT. Hanya saja, tidak akan mengetahui bahwa dirinya itu wali kecuali dirinya itu wali. Salah satu sifat seorang wali, sebagaimana keterangan Allah SWT "Ketahuilah olehmu bahwa para kekasih Allah itu tidak ada ketakutan pada mereka dan tidak pula ( mereka ) berdukacita (QS. Yunus (10:62).

Hari ini (6/08/2019), sekitar pukul 04.00 Makkah, beliau kembali kehariban Ilahi. Beliau telah memberikan yang terbaik untuk NU, NKRI dan juga menhadi rujukan pada Kyai dan Duuriyah Rasulullah SAW yang bermukim di Indonesia. Makkah menjadi tempat istimewa, ketika beliau menuntut ilmu agama di bawah bimbingan para ulama dan durriyah Rasulullah SAW. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun