Mohon tunggu...
Syarifah Lestari
Syarifah Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - www.iluvtari.com

iluvtari.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

4 Hal yang Dilakukan Sekolah Sukses dengan Pojok Baca

3 Agustus 2021   06:00 Diperbarui: 4 Agustus 2021   05:10 736
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pojok baca ( Sumber: edukasi.kompas.com)

"Di sekolah Kakak ado pojok baca?" Tanyaku pada si sulung.

"Ado," jawabnya singkat.

"Di luar atau di dalam kelas?"

"Di dalamlah, di belakang."

Kata temanku yang guru, kalau posisinya di dalam kelas, itu namanya sudut baca. Kalau di luar kelas, baru disebut pojok baca. 

Ketika kucek KBBI, pojok dan sudut maknanya sama. Terserah sajalah.

"Kakak suko dak ke situ?" Obrolan berlanjut.

"Suko, duduk-duduk samo kawan."

"Kalo duduk di mano-mano jugo biso, Kak. Baco buku!" Jadi emosi kan emaknya.

"Ndak ah, bukunyo bedebu (berdebu). Geli Kakak." Ia bergidik.

"Bedebu tu karena dak pernah kalian sentuh. Kalau rajin dibaco dak keburu keno debu bukunyo!"

"Dak menarik, Miii," si kakak mulai kesal, "bukunyo dak kayak yang biaso Ummi belikan. Gambarnyo dak bagus, dikit pula. Dakdo jugo buko cerito, ha! Siapo yang mau baco?"

Sebenarnya Siswa Suka Membaca, Tapi ... 

Sedianya, aku menyampaikan materi literasi untuk para guru di salah satu kabupaten bulan lalu. Segala sesuatu sudah disiapkan, apa daya kasus covid-19 melesat naik, sampai membuat Kota masuk kategori zona merah. Akhirnya, acara ditunda sampai waktu yang belum ditentukan.

Di antara sekian materi, ada satu yang lumayan jadi beban. Karena agak sedikit di luar kapasitasku. Yakni tentang pojok baca di sekolah. 

Lah aku kan bukan guru, diutus sebagai fasilitator literasi dari komunitas. Tapi namanya tugas, ya sudahlah. Dikerjakan saja.

Itulah sebab aku bertanya pada banyak orang, termasuk anak-anak, tentang pojok baca di sekolah mereka. Di sekolah kakak, demikian keadaannya. Di sekolah adek bahkan tak ada pojok baca.

Baca juga: Review Novel Indonesia, The Jacatra Secret

Katakanlah materi yang sudah disiapkan entah kapan bisa sampai ke para guru di kabupaten sana. Tapi setidaknya tulisan ini bisa menjangkau guru di banyak tempat lainnya, apa yang disarankan para siswa dan guru terkait pojok baca di sekolah.

Dari sekian banyak siswa yang kuwawancarai, bahkan termasuk mahasiswa, rata-rata mereka sebenarnya suka membaca buku di pojok baca. Lebih mudah dijangkau daripada harus ke perpustakaan. 

Mereka suka membaca buku sambil ngobrol, membandingkan buku di tangan masing-masing, bahkan sambil bercanda. 

Alih-alih berhening ria seperti di perpustakaan. Jika ingin fokus, tinggal ambil buku pilihan, lalu menjauh.

Dari wawancara itu, kusimpulkan bahwa kendala yang paling berarti adalah kualitas dan kuantitas buku. Sering terjadi, koleksi buku sangat terbatas dengan topik bahasan yang kurang cocok untuk anak-anak. 

Nyatanya, anak-anak yang tak suka membaca pun, jika diajak ke toko buku dan dibebaskan ke rak yang mana, mereka pasti punya pilihan.

Kemudian dari wawancara itu pula, kusarikan langkah-langkah yang bisa dilakukan oleh pihak sekolah, terutama para wali kelas, bagaimana agar siswa betah berada di pojok baca. 

Tentu dalam konteks sekolah tatap muka, anggaplah kondisi normal. Kalaupun tak bisa dipraktikkan sekarang, semoga dalam waktu dekat.

Agar Siswa Tertarik Meramaikan Pojok Baca 

Inilah yang dilakukan sekolah-sekolah yang sukses membuat siswa mereka betah membaca di pojok baca:

1. Melibatkan Siswa

Seperti piket bersih-bersih, mengelola pojok baca juga sebaiknya melibatkan para siswa. Jika memang yang dimaksudkan sebagai pojok baca adalah ruang kecil di luar kelas, maka piket bisa dijadwalkan per kelas. 

Jika di dalam kelas, jelas makin mudah. Minimal petugas piket mengelap debu yang melekat di buku, biar yang mau baca nggak geli duluan!

2. Memperhatikan dan Menyiasati Koleksi

Salah satu keponakan bercerita, bagaimana ia dan teman-temannya setiap pekan mengganti buku yang ada di pojok baca di kelas mereka, dengan buku yang ada di perpustakaan sekolah. Karena mereka yang memilih, tentu saja pilihannya sesuai dengan minat siswa itu sendiri.

Sebelum di sekolah yang sekarang, si kakak pernah sekolah di SD lain yang menerapkan program swap book. 

Teknisnya, siswa membawa dua buah buku bekas yang sudah mereka baca dari rumah, yang nantinya akan ditukar dengan satu buku koleksi perpustakaan sekolah. 

Dengan demikian, buku milik sekolah akan bertambah tanpa terasa memberatkan siswa. Hal ini bisa diterapkan dalam skala kecil, pojok baca di kelas dengan siswa kelas tersebut.

3. Mengadakan Lomba

Kegiatan ini dilakukan oleh sekolah yang temanku menjadi guru di sana. Meski sekolah itu tergolong elit, tapi hal yang sama bisa diterapkan sekolah lain. Tinggal sesuaikan saja anggarannya. Yang dilombakan tak hanya desain ruang, tapi juga keaktifan warga kelas di pojok baca mereka.

4. Motivasi dan Teladan

Inilah hal yang paling penting. Temanku yang sekolahnya sukses menjadikan pojok baca sebagai tempat yang ramai dikunjungi siswa, mengaku kerap memberi motivasi pada siswa agar mereka menyukai kegiatan membaca.

Jika guru menginginkan siswa suka membaca, maka guru pun wajib memberikan teladan. Lebih dari itu, orang tua merupakan orang pertama yang menjadi model bagi anak-anak mereka. 

Jadi tak usah menuntut sekolah menjadikan anak-anak kita penggemar buku, jika kita bukan orang yang terbiasa dengan buku. Adil, kan.

Baca juga: Lansia Komorbid pun Bisa Sembuh dari Covid, Asal Tak Termakan Hoaks 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun