Mohon tunggu...
Syarifah Lestari
Syarifah Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - www.iluvtari.com

iluvtari.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Wahai Makhluk Gratisan, Beradablah

7 Januari 2021   07:15 Diperbarui: 7 Januari 2021   07:30 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika dihubungi lembaga resmi biasanya kami dikirimi surat, karena ini modal "sesama", jadi cukup dengan persetujuan di chat room. Oke, tak masalah.

Ditunggu beberapa hari, naskah tak kunjung datang. Kupikir batal tanpa konfirmasi, ya sudahlah. Toh mulainya juga dengan sangat santai, ditutup dengan tanpa kabar juga tak apa.

Tapi di ujung deadline, tiga hari menjelang pengumuman pemenang, tau-tau panitia mengabari bahwa naskah siap dikirim. Kesal iya, tapi mereka kan masih adik-adik remaja yang tak paham bahwa aku juga punya pekerjaan.

Aku kira naskah akan datang dalam bentuk cetak disertakan form penilaian. Jauh dari itu. Naskah yang datang adalah forward dari email peserta dalam bentuk apa adanya. Jika peserta mengirim dalam bentuk zip, ya itulah yang sampai ke emailku.

Peserta yang mengirim naskah, foto, dan biodata secara terpisah pun, oleh panitia dikirim semuanya ke emailku. Awalnya kuunduh juga beberapa, namun melihat kekacauan itu, rasanya seperti ini bukan orang minta tolong, tapi orang menitah. Padahal gratis segratis-gratisnya. Sungguh mahasiswa tak beradab.

Sebelumnya aku pernah diminta oleh organisasi sejenis di kampus yang sama, mengisi acara. Mendatangkan artis ibu kota dengan bayaran 14 juta, sementara aku dan teman di komunitas hanya dapat ucapan terima kasih dan selembar sertifikat tanpa map.

Itu menyakitkan hati, walau kami memang tak pernah minta honor. Di situlah kesalahan kami, menurut temanku kemudian. "Kamu terbiasa tak dibayar, jadi semena-mena diperlakukan orang," katanya.

Dan benar saja. Setelah perlakuan itu, datang lagi perlakuan yang ini. Jadi kubatalkan niat membantu. Setelah ditotal, butuh 8 gb space untuk menampung kiriman peserta. Entah berapa kuota internetnya.

H-2, datang panitia yang kukenal. Ia mengantar flash disk berisi naskah untuk disalin ke komputerku. Karena adik ini pernah ikut kelas menulisku, jadi kuterima. Kasihan, ia tak tau apa-apa. Hanya diminta seniornya untuk mengantar file tsb.

Oke, kubaca naskah satu per satu. Kuberi nilai sambil menyabar-nyabarkan hati. Rencananya akan kutuntaskan segera sebelum hari H. Tapi sebuah pesan membuat niat baikku ambyar.

"Kak, besok pengumuman. Nilainya ditunggu malam ini juga ya!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun