Baca juga: Hemat Kuota ala Penulis Konten
Kira-kira begitu. Tidak didahului oleh permintaan maaf, dan tanpa basa-basi sama sekali. Kuabaikan. Alih-alih begadang untuk menyelesaikan, kupilih tidur.
Tapi mereka luar biasa. Tak mendapat jawabanku, nomorku di-misscall berkali-kali sampai pukul 1 malam. Daripada HP kubanting, mending kumatikan baik-baik. Tidur lagi.
Paginya pesan datang bertubi-tubi. Kubaca cepat naskah yang tersisa. Tanpa form nilai dan lainnya, kukirim urutan naskah terbaik sampai sekian nomor. Apakah ada ucapan terima kasih?
"Kak, nilainya mana? Terus kriteria penilaiannya? Kan ada poin-poin yang harusnya disebutkan. Ini kami sudah tunda pengumumannya. Balas cepat ya kak!"
Aku lupa apa jawabanku saat itu. Yang jelas untuk selanjutnya aku berlindung pada Allah dari rusaknya hati gara-gara mahasiswa salah makan. Syukurnya itulah terakhir kali aku berurusan dengan mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H