Jika dihubungi lembaga resmi biasanya kami dikirimi surat, karena ini modal "sesama", jadi cukup dengan persetujuan di chat room. Oke, tak masalah.
Ditunggu beberapa hari, naskah tak kunjung datang. Kupikir batal tanpa konfirmasi, ya sudahlah. Toh mulainya juga dengan sangat santai, ditutup dengan tanpa kabar juga tak apa.
Tapi di ujung deadline, tiga hari menjelang pengumuman pemenang, tau-tau panitia mengabari bahwa naskah siap dikirim. Kesal iya, tapi mereka kan masih adik-adik remaja yang tak paham bahwa aku juga punya pekerjaan.
Aku kira naskah akan datang dalam bentuk cetak disertakan form penilaian. Jauh dari itu. Naskah yang datang adalah forward dari email peserta dalam bentuk apa adanya. Jika peserta mengirim dalam bentuk zip, ya itulah yang sampai ke emailku.
Peserta yang mengirim naskah, foto, dan biodata secara terpisah pun, oleh panitia dikirim semuanya ke emailku. Awalnya kuunduh juga beberapa, namun melihat kekacauan itu, rasanya seperti ini bukan orang minta tolong, tapi orang menitah. Padahal gratis segratis-gratisnya. Sungguh mahasiswa tak beradab.
Sebelumnya aku pernah diminta oleh organisasi sejenis di kampus yang sama, mengisi acara. Mendatangkan artis ibu kota dengan bayaran 14 juta, sementara aku dan teman di komunitas hanya dapat ucapan terima kasih dan selembar sertifikat tanpa map.
Itu menyakitkan hati, walau kami memang tak pernah minta honor. Di situlah kesalahan kami, menurut temanku kemudian. "Kamu terbiasa tak dibayar, jadi semena-mena diperlakukan orang," katanya.
Dan benar saja. Setelah perlakuan itu, datang lagi perlakuan yang ini. Jadi kubatalkan niat membantu. Setelah ditotal, butuh 8 gb space untuk menampung kiriman peserta. Entah berapa kuota internetnya.
H-2, datang panitia yang kukenal. Ia mengantar flash disk berisi naskah untuk disalin ke komputerku. Karena adik ini pernah ikut kelas menulisku, jadi kuterima. Kasihan, ia tak tau apa-apa. Hanya diminta seniornya untuk mengantar file tsb.
Oke, kubaca naskah satu per satu. Kuberi nilai sambil menyabar-nyabarkan hati. Rencananya akan kutuntaskan segera sebelum hari H. Tapi sebuah pesan membuat niat baikku ambyar.
"Kak, besok pengumuman. Nilainya ditunggu malam ini juga ya!"
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!