Mohon tunggu...
Syarifah Lestari
Syarifah Lestari Mohon Tunggu... Freelancer - www.iluvtari.com

iluvtari.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketika Para Motivator Mulai Mengatur Tuhan

26 Agustus 2020   21:25 Diperbarui: 26 Agustus 2020   21:28 976
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Contoh hal yang masuk akal bagiku itu begini. Ketika salah seorang kawan menemani temannya yang lain lagi mendatangi ahli nutrisi, mereka dihardik oleh si ahli.

"Kalau kalian ke sini karena ingin kurus, mending gak usah. Mahal. Di sini yang diubah mindset."

Temannya kawanku mungkin patah hati. Tapi menurutku itu masuk akal. Kamu set menu diet tapi hanya bertahan satu dua bulan, ya sehatmu hanya di dua bulan itu. Bahkan langsingnya mungkin sebulan, dan pada bulan berikutnya lebih ndut dari sebelum diet.

Tapi kalau mindset diubah, bahwa yang kamu makan hanya yang sekiranya dibutuhkan tubuh, itu jelas lebih berdampak. Ah, sebagai penggemar gorengan serasa munafik aku ngetik ini. Padahal cuma contoh, tapi nyata.

Tapi bahwa hanya bermodal sugesti kamu bisa jadi kurus, itu kan halu tingkat tinggi. Semisal terakhir inilah yang kerap disampaikan salah satu teman di forum kecil itu. Kalau begitu, apa kita akhirnya menganggap api yang tidak membakar Nabi Ibrahim semata karena nabi Allah itu mensugesti dirinya sendiri bahwa api tidak panas?

Lama-lama kita berpikir mukjizat hanya mitos, bahkan Tuhan pun tidak lebih berkuasa dari kita sendiri yang mampu mengubah apa pun dengan sugesti. Ujung-ujungnya, Tuhan hanya gambaran pikiran. Aslinya tidak ada.

Lama tidak seforum, bertahun kemudian aku berjumpa lagi dengan si motivator. Kali itu kami sama-sama hamil anak kedua, dan sama-sama sesar pada proses melahirkan sebelumnya.       

Untuk kelahiran anak kedua, aku sudah dijadwalkan sesar oleh dokter. Sedangkan mbak motivator punya keyakinan kuat bahwa ia akan bisa melahirkan normal.

Untuk memperkuat sugesti, selama hamil ia tidak pernah mendatangi dokter. Sudah ada bidan yang akan menyambut anak keduanya.

Ia coba memotivasiku untuk punya keyakinan yang sama, tapi aku kadung kebal. Toh aku sudah berkonsultasi ke dua dokter. Keduanya menyarankanku untuk sesar saja karena risikonya terlalu besar.

Jarak kelahiran tiga tahun belum aman menurut mereka. Apalagi aku tak punya pengalaman mengejan dan belum pernah tahu rasanya kontraksi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun