"Alasanku tidak pernah berubah. Kambingmu yang datang ke rumahku. Kalau aku hendak mencurinya, untuk apa kukembalikan setiap hari?" orang-orang yang mendengar keributan pada berdatangan.
"Ini gara-gara kau, kambing gila!" umpatmu pada kambing yang tenang-tenang saja merumput di antara kaki kalian.
"Kau yang gila. Setiap hari mencuri kambing hanya untuk diajak ngobrol. Sudah, pulang sana!" ia menjorokmu.
Rasanya darahmu sudah sampai di ubun-ubun, siap tanganmu melayangkan pukulan.
BERSAMBUNG ke bagian 2
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!