Wah...jadi tambah mikir lagi saya.Intinya, yang masuk ke pikiran akhirnya macem-macem.Â
Apakah orang yang mampu beli-beli di mal itu hanya orang yang tampangnya bule?Â
Apakah rumah itu hanya untuk orang bertampang bule?
Apakah hanya orang bertampang bule atau justru bule yang bisa kaya?Â
Apakah hanya orang yang bertampang bule yang mampu beli rumah itu?Â
Apakah justru itu menunjukkan bahwa status the haves itu hanya ada di kalangan yang kulitnya putih seperti yang ada di iklan itu?
Wah, jadi macem-macem, ngelantur pokoknya.
140 detik yang kuhabiskan di sebuah perempatan Jogja pagi ini....membikin diriku bertanya-tanya.
Teeett-Teeet-Teeet.....tanpa sadar....lampu hijau sudah menyala beberapa detik sebelumnya.Â
Motor di belakangku mengingatkanku untuk bergerak.
By the way, dari tadi saya kog ngedobos sepertinya tak setuju dengan hal-hal yang berbau asing, padahal banyak kata dan istilah dalam ocehen ini yang kucomot langsung dari bahasa Inggris.Â