Mohon tunggu...
suray an
suray an Mohon Tunggu... Guru - A Daddy of Two

Currently residing in Jogja. Loves traveling, watching movies, listening to music. Carpe Diem: a motivation to enjoy even trivialities in life.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kenapa Iklannya Musti Pakai Orang Berkulit Terang? Entahlah

7 Desember 2018   12:25 Diperbarui: 20 Juni 2020   19:46 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wah...jadi tambah mikir lagi saya.Intinya, yang masuk ke pikiran akhirnya macem-macem. 

Apakah orang yang mampu beli-beli di mal itu hanya orang yang tampangnya bule? 

Apakah rumah itu hanya untuk orang bertampang bule?

Apakah hanya orang bertampang bule atau justru bule yang bisa kaya? 

Apakah hanya orang yang bertampang bule yang mampu beli rumah itu? 

Apakah justru itu menunjukkan bahwa status the haves itu hanya ada di kalangan yang kulitnya putih seperti yang ada di iklan itu?

Wah, jadi macem-macem, ngelantur pokoknya.

140 detik yang kuhabiskan di sebuah perempatan Jogja pagi ini....membikin diriku bertanya-tanya.

Teeett-Teeet-Teeet.....tanpa sadar....lampu hijau sudah menyala beberapa detik sebelumnya. 

Motor di belakangku mengingatkanku untuk bergerak.

By the way, dari tadi saya kog ngedobos sepertinya tak setuju dengan hal-hal yang berbau asing, padahal banyak kata dan istilah dalam ocehen ini yang kucomot langsung dari bahasa Inggris. 

Glek! Oya, ya, benar juga!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun