Mohon tunggu...
Sinta IF
Sinta IF Mohon Tunggu... Administrasi - Hai

Halo, senang berjumpa di sini! :)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lima Milyar Sekian Juta Milisekon

2 Maret 2017   07:48 Diperbarui: 2 Maret 2017   08:21 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lima belas menit setelah rutinitasmu usai. Lembar kitab itu kuyakin sedang kaubaca dengan khusuknya, dengan alunan suara paling metafora.  Aku membayangkan nyaring suaramu bahkan meski sekali pun belum pernah kudengar kaubernyanyi.

Dan tahukah engkau bahwa dibalik ketidakpahaman tentang apa yang sebenarnya kau lakukan, aku masih berusaha untuk mengerti?

Aku mengerti ada sekat-sekat yang tidak bisa kulanggar dan wajib kupatuhi. Suka atau tidak suka, terpaksa atau sukarela. Aku berada diantara dua sekat yang sama-sama tidak ingin kupilih. Meski salah satunya benar, karena sejatinya aku tidak pernah ingin dikekang.

Namun terbebas dari dua himpitan sekat itu bagiku sama sulitnya dengan menggapai kejora ditengah konstelasi bintang seluruh jagat raya. Terasa musykil dan terdengar mustahil. Tapi aku serius soal pengandaian itu. Aku tidak sedang bercanda, hal ini terlalu serius untuk diberi label main-main.

**

Tiga minggu lalu Aisyah jatuh sakit. A-i-s-y-a-h. Perempuan bermata teduh itu, aku curiga ada surga kecil di matanya. Surga yang hanya mampu dimiliki oleh seseorang dengan rutinitas sama sepertimu. Jujur, aku benci harus mengatakan ini. Namun sungguh kuakui, aku iri.

 Aku iri dengannya yang tanpa harus melakukan apa-apa bisa membuatmu jatuh cinta. Sesederhana itu, sesederhana karena dia adalah Asiyah. Tanpa harus menjadi siapa-siapa, tanpa perlu menjadi sempurna.  

“Bagaimana keadaannya?”

Katamu, kondisinya sudah membaik. Dia hanya butuh istirahat. Terlalu banyak aktivitas membuat kondisi fisiknya terkuras.

“Jadi, sebenarnya dia sakit apa?”

“Dokter bilang anemia, tapi dia sudah diperbolehkan pulang hari ini, tidak perlu rawat inap. Kamu tidak perlu khawatir.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun