Mohon tunggu...
Mira Apriani
Mira Apriani Mohon Tunggu... -

Nama : Mira Apriani TTL : Curup, 2 April 1991 Alamat : Jln. Merawan 12 RT 26 RW 07 Sawah Lebar Bengkulu Jurusan : Ilmu Komunikasi Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Hobby : Menulis Anak ke : 2 dari 2 Bersaudara Cita-Cita : Bisnis Women, Pengusaha, Penulis, mendirikan Pers Islam Motto : Allah menjadikan kita seperti apa yang kita pikirkan Makes : Sate Madura Mikes : White water Prinsip : Jujur TB : 163 cm BB : 47

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Makhluk dalam Cermin

21 Desember 2010   02:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:33 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

ibu rindu langsung berkeliling kerumah warga untuk mencari bantuan agar dapat mengantar rindu kerumah sakit.

"Alhamdulillah, ! lirih ibu rindu karena mendapatkan pertolongan. Rindu langsung dibawah kerumah sakit .

"Ibu, Bapak, anak anda terkena Hepatitis, kami akan berusaha menolongnya, Kalian tidak usah khawatir, insya Allah rindu baik-baik saja". kata dokter

"Pak dokter, tolong selamatkan anak kami? Dialah satu-satunya harta yang sangat berharga yang kami miliki. Dialah harapan kami, dialah hidup kami, dia permata hati kami, dan dialah hiasan hidup kami". Pinta Ayah rindu dengan nada memelas.

Ayah dan ibu rindu segera menghubungi keempat sahabatnya. Tapi sayang mereka berempat sedang tidak berada di kota Raflesia ini. Ata n Chia sedang menjalankan misi tuk mengelilingi Indonesia, mereka sama sekali sengaja tuk tidak membawa HP. Wirdha sedang mudik ke Rote tanah kelahirannya sedangkan Asti sedang mempersiapkan pernikahan kakaknya yang ada di Jakarta. Semuanya tak ada yang dapat dihubungi. Kepergian keempat sahabatnya itulah Mungkin salah satu penyebab rindu sedikit terpukul, karena tak mampu seperti sahabatnya dan tak mampu memperoleh kebahagiaan yang lebih.

****

Rindu tersadar, kemudian bangkit. Segera ia mencari sebuah cermin. Butiran itu kembali menetes, betapa kagetnya rindu ketika bayangan itu tidak mengikuti gerak-gerik rindu. Bayangan itu, hanya berdiri dan tersenyum tipis. Tanpa sedikitpun mengikuti, rindu mulai gelisah. Ada apa dengan aku??, aku belum siap mati, aku belum siap mati, aku belum siap matiiiii....!!! Ibu, ..!! Ayah,..!!!! aku mencintai kalian....!!! Rindu langsung menoleh ke kiri, ke kanan, kedepan, dan kebelakang tak ada siapapun. Hanya rindu yang sedang berdiri di hadapan cermin dalam ruangan 10x20 meter itu. Ibuuuuuuuuuuuuu.......!!!!!!!!!!!!, aku mencintaimuuuu...!!!!, aku belum siap matiiiii....! Jerit Rindu berulang kali.

"Rindu.....Rindu......Rindu,....." panggil ibunya. Sadar nak?? Kamu belum mati??"Ucap ibunya.

Kamu Cuma mimpi buruk nak," tambah ayah.

"Ayah, Ibu, Rindu tak mau berpisah dengan kalian. Jangan tinggalkan rindu, rindu sangat mencintai kalian. Ayah dan ibulah penyemangat Rindu. Tangis rindu sambil memeluk ibunya.

"Iya, nak. Kita akan selalu bersama. Rindu juga jangan tinggalkan ayah dan Ibu ya?? Karena engkaulah Harta berharga yang kami punya".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun